Main Article Content
Abstract
Aceh as a special autonomous region can regulate and manage its own region. This authority is given by the central government through decentralization and deconcentration which is regulated in Law Number 23 of 2014 concerning Regional Government. As a special autonomous region, Aceh is given the freedom to establish political parties and manage Dana Otonomi Khusus (DOKA) (the Aceh Special Autonomy Fund) for the welfare of the Acehnese people, but Aceh is still ranked first as the poorest region at the Sumatera level, data obtained through the Central Statistics Agency (BPS). This research method uses normative research to examine and analyze local government policies on the Aceh Special Autonomy Fund (DOKA) with a conceptual approach. The results of this The results of this study conclude from the corruption case in Aceh and the first poverty, First that local political parties are the sectoral leaders of Aceh's special autonomy funds through legislative and executive seats in the Aceh region, special autonomy funds are misused through regional infrastructure development. Second, that the special autonomy funds are controlled by combatants of the Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Free Aceh Movement through the collection of nangroe taxes which are deposited to the top officials of the Free Aceh Movement from funds for regional development planning and implementation.
Key Words: Implementation of the Special Autonomy Fund for Aceh (DOKA), Aceh local political parties and the Free Aceh Movement (GAM)
Abstrak
Aceh as a special autonomous region is allowed to regulate and manage itself. This authority is given by the central government through the mechanism of decentralization and deconcentration as regulated in Law Number 23 of 2014 on Regional Government jo. Law Number 11 of 2006 on the Government of Aceh. As a special autonomous region, Aceh is given the freedom to establish local political parties and to manage the Aceh Special Autonomy Fund (DOKA) for the welfare of the Acehnese people, yet Aceh is still ranked as the poorest region in Sumatra level based on data obtained through the Central Statistics Agency (BPS). This research method uses normative research to examine and analyze local government policies on the Aceh Special Autonomy Fund (DOKA) with a conceptual approach. The results of this study conclude from the corruption case in Aceh and the first poverty data, that local political parties as the leading sector of Aceh's special autonomy funds through the legislative and executive seats in the Aceh region, special autonomy funds are misused through regional infrastructure development. Second, that the special autonomy funds are controlled by combatants of the Free Aceh Movement (GAM) through Nanggroe tax collection which is deposited with the top officials of the Free Aceh Movement from funds for regional development planning and implementation.
Kata-kata Kunci: Penyelenggaraan Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA); Partai Politik Lokal Aceh dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
Keywords
Article Details
Copyright (c) 2022 Lex Renaissance
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
a. Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
b. Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
c. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).References
- Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2008.
- HR, Syaukani dan Afan Gaffar dkk., Otonomi daerah dalam Negara kesatuan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003.
- Huda, Ni’matul, Pengawasan Pusat Terhadap Daerah dalam Penyelenggaran Pemerintah Daerah, FH UII PRESS, Yogyakarta, 2007.
- _______, Desentralisasi Asimetris dalam NKRI Kajian Terhadap Daerah Istimewa, Daerah Khusus dan Otonomi Khusus, Nusa Media, Bandung, 2014.
- Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, ANDI, Yogyakarta, 2002,
- Miftah Thoha, Thoha, Birokrasi Pemerintah dan Kekuasaan di Indonesia, Matapenainstitute, Yogyakarta, 2012.
- Nurhasim, Moch., dkk., Konflik Aceh: Analisis atas Sebab-sebab Konflik, Aktor Konflik, Kepentingan dan Upaya Penyelesaian, Lipi/program isu, Jakarta, 2003.
- Syamsudin, Hari, Desentralisasi dan otonomi daerah. Jakarta. Lpii Press. 2005
- Widjaja, HAW., Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia dalam rangka Sosialisasi UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007.
- Jurnal
- Abdullah, dkk., Menurunya Elektabilitas Partai Politik Lokal di Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fisip Unsyiah, vol. 4 nomor. 4, Agustus 2019.
- Heru Cahyono, Evaluasi Atas Pelaksanaan Otonomi Khusus Aceh: Gagal Menyejahterakan Rakyat Dan Sarat Konflik Internal. Jurnal Penelitian Politik, Tahun 2012.
- Khairil Akbar Dkk., “Sistem Pengawasan Dana Otonomi Khusus Aceh Dan Dampaknya Terhadap Pemberantasan Korupsi”, Jurnal Antikorupsi, 2021.
- M. Fahrudin Andriyansyah, “Peran Partai Politik Lokal Dalam Penyelanggaraan Otonomi Daerah Khusus Provinsi Aceh”, Jurnal Yurispruden, Vol. 3, No 1, Januari 2020.
- Santi Andriyani, “Gerakan Aceh Merdeka Tranformasi Politik dari Gerakan Bersenjata Manjadi Partai Politik Lokal Aceh”, Jurnal iisip Jakarta, Januari 2017.
- Siregar, S.N., “Pergeseran Masalah Keamanan Di Aceh” Jurnal Penelitian Politik, Vol 9. No 2. Tahun 2012.
- Suadi Zainal, Tranformasi Politik dan Prospek Bagi Perdamaian Pisotif Berkelanjutan di Aceh. Jurnal Tranformasi Administrasi, Vol 3 Nomor 2 Desember 2013.
- Ade Mayasanto. RI dan GAM beradamai lewat perjanjian di Helsinki. Tribunnews.com. 15 Agustus 2019. https://www.tribunnews.com/nasional/2019/08/15/sejarah-hari-ini-gam-dan-ri-berdamai-lewat-perjanjian-helsinki-perundingan-sampai-5-putaran.
- Aidil Firmansyah, 17 partai lokal di Aceh akan bertarung di pemilu 2024. Ajnn.net. April 04, 2022. https://www.ajnn.net/news/17-partai-lokal-di-aceh-akan-bertarung-di-pemilu-2024/index.html
- Anggi Tondi, Berakhirnya 2027, Otsus Provinsi Aceh Diusulkan Berlaku Selamanya. Media Indonesia, oktober 17, 2018, https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/191430/berakhir-2027-Otsus-provinsi-aceh-diusulkan-berlaku-selamanya
- BAKN. DPRI. Penalaahan atas dana otonomi khusus provinsi aceh. Dokumen. Badan Akuntabilitas Keuangan Negara Dewan Rakyat Indonesia Tahun 2020.
- Muhidin, Dana Otsusacehlayakditeruskan, Desember, 03, 2021. https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/36238/t/Muhidin%3A+Dana+Otsus+Aceh+Layak+Diteruskan
- Nashih Nashrullah. BPS: Aceh Masih Jadi Provinsi Termiskin Se-Sumatera. Republika.Co.Id. https://republika.co.id/berita/q45fpv320/bps-aceh-masih-jadi-provinsi-termiskin-seSumatera. (2020)
- Sarina. Bangunan-Bangunan Miliaran Rupiah Terbengkalai di Lhokseumawe. AJNN.Net. Agustus, 17, 2021. https://www.ajnn.net/news/bangunan-bangunan-miliaran-rupiah-terbengkalai-di-lhokseumawe/index.html
- Wiratmadinata. Akar konflik Aceh, Kompasiana.com. April3,2014. https://www.kompasiana.com/wiratmadinata/54f7c316a33311be208b48c5/akar-konflik-internal-aceh
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah Daerah
- Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik
- Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh
- Peraturan Gubernur Aceh Nomor 114 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 78 Tahun 2015 rencana induk pemanfaatan dana otonomi khusus Aceh tahun 2008-2027
References
Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2008.
HR, Syaukani dan Afan Gaffar dkk., Otonomi daerah dalam Negara kesatuan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003.
Huda, Ni’matul, Pengawasan Pusat Terhadap Daerah dalam Penyelenggaran Pemerintah Daerah, FH UII PRESS, Yogyakarta, 2007.
_______, Desentralisasi Asimetris dalam NKRI Kajian Terhadap Daerah Istimewa, Daerah Khusus dan Otonomi Khusus, Nusa Media, Bandung, 2014.
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, ANDI, Yogyakarta, 2002,
Miftah Thoha, Thoha, Birokrasi Pemerintah dan Kekuasaan di Indonesia, Matapenainstitute, Yogyakarta, 2012.
Nurhasim, Moch., dkk., Konflik Aceh: Analisis atas Sebab-sebab Konflik, Aktor Konflik, Kepentingan dan Upaya Penyelesaian, Lipi/program isu, Jakarta, 2003.
Syamsudin, Hari, Desentralisasi dan otonomi daerah. Jakarta. Lpii Press. 2005
Widjaja, HAW., Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia dalam rangka Sosialisasi UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007.
Jurnal
Abdullah, dkk., Menurunya Elektabilitas Partai Politik Lokal di Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fisip Unsyiah, vol. 4 nomor. 4, Agustus 2019.
Heru Cahyono, Evaluasi Atas Pelaksanaan Otonomi Khusus Aceh: Gagal Menyejahterakan Rakyat Dan Sarat Konflik Internal. Jurnal Penelitian Politik, Tahun 2012.
Khairil Akbar Dkk., “Sistem Pengawasan Dana Otonomi Khusus Aceh Dan Dampaknya Terhadap Pemberantasan Korupsi”, Jurnal Antikorupsi, 2021.
M. Fahrudin Andriyansyah, “Peran Partai Politik Lokal Dalam Penyelanggaraan Otonomi Daerah Khusus Provinsi Aceh”, Jurnal Yurispruden, Vol. 3, No 1, Januari 2020.
Santi Andriyani, “Gerakan Aceh Merdeka Tranformasi Politik dari Gerakan Bersenjata Manjadi Partai Politik Lokal Aceh”, Jurnal iisip Jakarta, Januari 2017.
Siregar, S.N., “Pergeseran Masalah Keamanan Di Aceh” Jurnal Penelitian Politik, Vol 9. No 2. Tahun 2012.
Suadi Zainal, Tranformasi Politik dan Prospek Bagi Perdamaian Pisotif Berkelanjutan di Aceh. Jurnal Tranformasi Administrasi, Vol 3 Nomor 2 Desember 2013.
Ade Mayasanto. RI dan GAM beradamai lewat perjanjian di Helsinki. Tribunnews.com. 15 Agustus 2019. https://www.tribunnews.com/nasional/2019/08/15/sejarah-hari-ini-gam-dan-ri-berdamai-lewat-perjanjian-helsinki-perundingan-sampai-5-putaran.
Aidil Firmansyah, 17 partai lokal di Aceh akan bertarung di pemilu 2024. Ajnn.net. April 04, 2022. https://www.ajnn.net/news/17-partai-lokal-di-aceh-akan-bertarung-di-pemilu-2024/index.html
Anggi Tondi, Berakhirnya 2027, Otsus Provinsi Aceh Diusulkan Berlaku Selamanya. Media Indonesia, oktober 17, 2018, https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/191430/berakhir-2027-Otsus-provinsi-aceh-diusulkan-berlaku-selamanya
BAKN. DPRI. Penalaahan atas dana otonomi khusus provinsi aceh. Dokumen. Badan Akuntabilitas Keuangan Negara Dewan Rakyat Indonesia Tahun 2020.
Muhidin, Dana Otsusacehlayakditeruskan, Desember, 03, 2021. https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/36238/t/Muhidin%3A+Dana+Otsus+Aceh+Layak+Diteruskan
Nashih Nashrullah. BPS: Aceh Masih Jadi Provinsi Termiskin Se-Sumatera. Republika.Co.Id. https://republika.co.id/berita/q45fpv320/bps-aceh-masih-jadi-provinsi-termiskin-seSumatera. (2020)
Sarina. Bangunan-Bangunan Miliaran Rupiah Terbengkalai di Lhokseumawe. AJNN.Net. Agustus, 17, 2021. https://www.ajnn.net/news/bangunan-bangunan-miliaran-rupiah-terbengkalai-di-lhokseumawe/index.html
Wiratmadinata. Akar konflik Aceh, Kompasiana.com. April3,2014. https://www.kompasiana.com/wiratmadinata/54f7c316a33311be208b48c5/akar-konflik-internal-aceh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah Daerah
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh
Peraturan Gubernur Aceh Nomor 114 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 78 Tahun 2015 rencana induk pemanfaatan dana otonomi khusus Aceh tahun 2008-2027