Main Article Content

Abstract

Konsumsi energi di D.I.Yogyakarta terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini tentu menyebabkan eksternalitas negatif terhadap kualitas lingkungan. Seperti diketahui sebelumnya energi listrik yang dikonsumsi tersebut dominan berasal dari bahan bakar fosil, sehingga dapat meningkatkan intensitas emisi gas rumah kaca dan memperburuk kualitas lingkungan. Selain itu, ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil ini juga berakibat buruk pada terjadinya defisit anggaran nasional dalam APBN Indonesia, melalui poin subsidi energi. Konsekwensi dari emisi karbon tersebut mengharuskan pemerintah untuk menanam pohon sebagai reduktor cemaran udara. Jumlah pohon yang harus ditanam secara linear juga meningkat seiring dengan jumlah konsumsi energi listrik khususnya di D.I.Yogyakarta dan umumnya di Indonesia. Secara umum jumlah emisi karbon (CO2) sektor energi di D.I.Yogyakarta tahun 2011-2015 adalah 1,748,849,439 Kg - 2,325,700,618 Kg adapun jumlah pohon yang harus ditanam sebagai konversi jumlah emisi tersebut tahun 2011-2015 adalah 5,829,499 - 7,752,336 pohon. Jika dilihat secara detail maka tampak bahwa setiap komponen energi, konsumsinya meningkat setiap tahunnya baik energi listrik, LPG maupun BBM sehingga jumlah pohon yang harus ditanam setiap tahunnya juga meningkat.

 

Article Details