Main Article Content

Abstract

Area kampus Universitas Islam Indonesia merupakan tempat yang mempunyai tingkat mobilitas yang cukup tinggi pada saat masa perkuliahan, khususnya pada hari kerja. Debu yang berterbangan dan terbawa angin akan bercampur dengan udara yang dihirup oleh manusia, sehingga apabila jumlah debu yang terhirup cukup banyak maka akan berpotensi terjadinya keluhan di paru-paru. Mitigasi perlu dilakukan kedepannya terhadap kualitas udara yang semakin buruk, maka dari itu diperlukan data untuk kualitas udara yang dipengaruhi oleh partikel debu yang dapat membuat area kampus menjadi lebih baik. Dari data tersebut dapat dijadikan sebuah pertimbangan untuk pembuat kebijakan di area kampus Universitas Islam Indonesia. Sebagai langkah awal dalam prototyping sistem monitoring partikel debu di area kampus Universitas Islam Indonesia, hadirlah MONARBU yang merupakan alat monitoring partikel debu berbasis Internet of Things (IoT). Diharapkan dari adanya MONARBU ini dapat bermanfaat bagi pembuat kebijakan di Universitas Islam Indonesia. Sistem komunikasi menggunakan ESP8266 dengan interface menggunakan Android Studio. Informasi yang disediakan di sistem ini adalah nilai densitas debu PM10. Pengiriman data secara real time ke Thingspeak dan Firebase. Pengiriman data ke Firebase dilakukan setiap ±15 detik sekali dan pengiriman ke Thingspeak dilakukan setiap ±1 menit sekali. Pengujian di lapangan diperoleh nilai kesalahan pembacaan sebesar 18,6%. Sedangkan perkiraan harga jual produksi sistem ini sekitar dua juta rupiah.

Keywords

monitoring debu Internet of Things Thingspeak Firebase

Article Details

Author Biography

Hendra Setiawan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia

Hendra Setiawan - Google Scholar Citations

References

  1. Prabowo, K. and Muslim, B. “Penyehatan udara”. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Bandan Pengembangan Dan Pemberadayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2018
  2. Hikmiyah, Amanda Fairuz. "Analysis of Dust and NO2 Level in the Ambient Air and Sweeper’s Respiratory Complaints in Purabaya Bus Station Sidoarjo." Jurnal Kesehatan Lingkungan 10, no. 2 hlm: 138-148. 2018.
  3. F. Muliawati and A. Seftiana, “Prototipe Sistem Otomatis Pengukuran Densitas Debu, Kelembaban Udara, Dan Suhu Ruang Berbasis Mikrokontroler Atmega 32 Untuk Sterilisasi Udara Pada Ruang Perakitan Lensa Kamera,” Juteks, vol. 3, no. 1, p. 18-25, 2016.
  4. A. Sulistiyo, “Wireless Sensor System Untuk Monitoring Konsentrasi Debu Menggunakan Algoritma Rule Based,” Youngster Phys. J., vol. 5, no. 2, pp. 43–50, 2016.
  5. A. Budiyono, “Index Kualitas Udara,” Ber. Dirgant., vol. 3, no. 1, pp. 1–14, 2010.
  6. BMKG, “Informasi Konsentrasi Partikulat (PM10)” https://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulat-pm10.bmkg (accessed Feb. 26, 2021).
  7. A. C. Meita, “Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Penyapu Pasar Johor Kota Semarang,” vol. 1, 2012.
  8. Universitas Islam Indonesia, “Sekilas UII - Penerimaan Mahasiswa Baru UII.” Tersedia di https://pmb.uii.ac.id/tentang%20universitas-%20islam-indonesia/ (accessed Feb. 26, 2021).
  9. A.H. Razak, “Jumlah Kendaraan di Jogja Terus Bertambah, Rekayasa Lalu Lintas Jadi Solusi”, Harianjogja.com.” tersedia di https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2019/
  10. /07/510/1010567/jumlah-kendaraan%20di-%20jogja-terus-bertambah-rekayasa-lalu-lintas-jadi-solusi (accessed Feb. 26, 2021).
  11. Tuesnadi, Tito, Sumardi Sumardi, and Budi Setiyono. "Rancang Bangun Sistem Monitoring Polusi Udara Portabel Berbasis Koordinat Gps (Global Positioning System)." Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro 5, no. 2, hlm:111-116, 2016.
  12. B. Junaidy, “Pendeteksi dan Penetralisir Debu dan Asap pada Udara Menggunakan Sensor GP2Y1010AU0F dan MQ-2 Berbasis Arduino Uno R3 Atmega 328P,” Laporan Tugas Akhir, Prodi D3 Fisika, Universitas Sumatera Utara, 2019