Main Article Content

Abstract

The Construction of the Hijab in Indonesia is often associated with religious aspects. Hijab is frequently used to indicate a person's level of piety. Based on this assumption, specific standards have emerged in society to judge women. However, the hijab is a religious symbol closely connected to cultural aspects. Over time, the construction of hijab has been monopolized by certain institutions, obscuring its original discourse closely tied to the culture. Social construction in society has influenced the meaning of hijab in Indonesia. Therefore, this research aims to unravel the trajectory of hijab in Indonesia and its socio-political implications. The theoretical framework employed is a social construction by Berger & Luckman. The research is conducted qualitatively, with data collected through literature review and documentation. The findings reveal that the hijab, a piece of cloth to cover the head, has transformed into a symbol of piety used as a commodity and a specific political symbol. The construction of hijab ultimately serves various interests due to the diverse contexts underlying its construction, as well as the actors and interests involved.

Keywords

Discourse hijab interest social construction piety trajectory

Article Details

References

  1. Al-Asymawi, M. S. (2003). Kritik atas jilbab (N. D. Mahmada, Ed.). Jaringan Islam Liberal dan The Asia Foundation.
  2. Alatas, A. (2002). Revolusi jilbab: Kasus pelarangan jilbab di SMA Negeri se-Jabodetabek Tahun 1982-1991. Al I'tishom.
  3. Atikah, P. (2017, May 15). Jilbab dan kebangkitan pasca orde baru. Medan Headline. https://medanheadlines.com/2017/11/22/jilbab-dan-kebangkitan-pasca-orde-baru/
  4. Azizah, N., & Armoyu, M. (2019). Politiasai hijab pada pemilihan kepala daerah langsung. Humanisma Journal of Gender Studies, 3(2), 114–128.
  5. Basrowi, & Sukidin. (2002). Metode penelitian perspektif mikro: Grounded theory, fenomenologi, etnometodologi, etnografi, dramaturgi, interaksi simbolik, hermeneutik, konstruksi sosial, analisis wacana, dan metodologi refleksi. Insan Cendekia.
  6. Berger, P. L., & Luckmann, T. (1991). The social construction of reality. Penguin Books.
  7. Candraningrum, D. (2013). Negotiating women's veiling. Institut de recherche sur l’Asie du Sud-Est contemporaine. https://doi.org/10.4000/books.irasec.981
  8. Hammersley, M. (2018). Routledge revivals: What's wrong with ethnography? (1992). Routledge. https://doi.org/10.4324/9781351038027
  9. Handarini, E. (2015). Jilbab di panggung politik: Studi profil perempuan berjilbab anggota DPRD Kab. Bantul [Tesis]. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
  10. Hasyim, N. I. (2017). Jilbab menurut Nahdadul Ulama, Muhammadiyah, dan Wahdah Islamiyah di Kota Makassar [Skripsi]. UIN Alauddin Makassar.
  11. Heryanto, A. (2015). Identitas dan kenikmatan: Politik budaya layar Indonesia. Kepustakaan Populer Gramedia.
  12. Hidayat, I. (2022, April 19). Jilbab, stigma dan standarisasi keshalehahan perempuan muslimah. Mubadalah.Id Inspirasi Keadilan Relasi. https://mubadalah.id/jilbab-stigma-dan-standarisasi-perempuan-muslimah/#Jilbab_dan_Hijab_Bukan_Tanda_Kesalehan
  13. Iqbal, M. (2021). Wajah baru pendidikan Islam Indonesia: Jilbab, toleransi dan SKB 3 Mentri. Qalamuna -Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 13(2).
  14. Jo, H. (2018, February 28). Jilbab terlarang di era orde baru ketika memakai jilbab dianggap sebagai sikap melawan oleh rezim orde baru. Historia (Masa Lampau Selalu Aktual). https://historia.id/kultur/articles/jilbab-terlarang-di-era-orde-baru-6k4Xn/page/1
  15. Mahabarata, Y. (2019, November 26). Cara orde baru melihat hijab sebagai ancaman kekuasaan . Voi.Id. https://voi.id/memori/418/cara-orde-baru-melihat-hijab-sebagai-ancaman-kekuasaan
  16. Mahanani, P. A. R., Abdullah, I., & Noviani, R. (2019). Estetisasi jilbab syar’i jama’ah salafi: Studi kasus di Pondok Pesantren Imam Muslim Kota Kediri. JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo), 3(1), 65–78. https://doi.org/10.21580/jsw.2019.3.1.3415
  17. Mukhti, S. (2021). Pengaruh penggunaan cadar terhadap kondisi psikologis mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan studi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Hijaz: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 1(1), 68–75. https://doi.org/10.57251/hij.v1i1.86
  18. Nuraeni, L., & Gumilar, S. (2021). Pelarangan dan perjuangan: pemakaian jilbab bagi kalangan pelajar pada masa orde baru tahun 1982-1991. Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 18(2), 163–175. https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v18i2.15119
  19. Nurlatifah, E. (2019). Jilbab dan Islam Indonesia masa orde baru (1982-1991) [Skripsi]. UIN Syarif Hidayatullah .
  20. Pamungkas, A. S. (2015). The dakwah media in post Suharto Indonesia: From politics of identity to popular culture (The Case of Ummi). Universität Zu Berlin.
  21. Pelras, C. (1985). Religion, tradition and the dynamics of Islamization in South-Sulawesi. Archipel, 29(1), 107–135. https://doi.org/10.3406/arch.1985.2226
  22. Poloma, M. (2004). Sosiologi kontemporer. PT. Raja Grafindo Persada.
  23. Putri, R. D. (2020). Representasi identitas muslimah modern “Jilbab Traveler” dalam Novel Karya Asma Nadia. JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo), 4(2), 117–132. https://doi.org/10.21580/jsw.2020.4.2.5878
  24. Radjab, M. (1964). Perang paderi di Sumatra Barat (1803-1838). Balai Pustaka.
  25. Rianto, P. (2021). Moralitas kebaikan dan kesalehan di seputar tubuh dan pakaian dalam ruang media sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi, 19(2), 221. https://doi.org/10.31315/jik.v19i2.4512
  26. Ryansyah, A. (2015). Perjalanan panjang jilbab di Indonesia. Majalah Jejal Islam Ed. Kiprah Muslimah Di Panggung Sejarah.
  27. Safri, A. N. (2014). Pergeseran mitologi jilbab (Dari simbol status ke simbol kesalehan/keimanan). Musãwa Jurnal Studi Gender Dan Islam, 13(1), 19. https://doi.org/10.14421/musawa.2014.131.19-28
  28. Siregar, M. (2016). Jilbab(isasi) dengan kekuasaan sebagai wacana yang diperebutkan. AnImage Jurnal Studi Kultural, 1(1), 16–20.
  29. Suhendra, A. (2013). Konstruksi identitas melalui pergeseran interpretasi hijab dan jilbab dalam Al-Quran. PALASTREN, 6(1), 1–22.
  30. Sunesti, Y. (2014). Ruang publik dan ekspresi keberagaman perempuan berhijab di Yogyakarta. Jurnal Sosiologi Reflektif, 8(2), 1–11. https://ejournal.uin-suka.ac.id/isoshum/sosiologireflektif/article/view/45
  31. Tantowi, A. (2010). The quest of Indonesian muslim identity: Debates on veiling from the 1920s to 1940s. Journal of Indonesian Islam, 4(1), 62–90.
  32. Yulikhah, S. (2017). Jilbab antara kesalehan dan fenomena sosial. Jurnal Ilmu Dakwah, 36(1), 96. https://doi.org/10.21580/jid.v36.1.1627