Main Article Content

Abstract

ABSTRAK: Guru di Indonesia mendapatkan banyak tuntutan kerja, tidak hanya mengajar dan mendidik murid tetapi juga disibukkan dengan tugas tugas administrasi. Hal tersebut membuat guru sering mengabaikan kesejahteraan kerja dirinya. Penelitian ini memberikan pemaparan empiris bagaimana pengaruh pelatihan pendidik PROAKTIF (Peka, Responsif, Operasional, Afektif, Kognitif, Ikhlas, Fasilitasi) terhadap peningkatan workplace wellbeing guru SD. Desain penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan menggunakan purposive sampling dan dengan jumlah partisipan sebanyak 11 guru. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan terdapat peningkatan skor workplace wellbeing yang signifikan setelah diberikan pelatihan pendidik proaktif. Setelah diadakannya intervensi pelatihan pendidik proaktif, para partisipan mengetahui bagaimana cara menjaga kesejahteraan kerjanya dengan berbagai langkah efektif yang dapat dipraktikkan di kehidupan mengajar guru SD.


Kata kunci: Guru SD, pendidik proaktif, workplace wellbeing.


ABSTRACT: Teachers in Indonesia face numerous work-related demands, not only in teaching and educating students but also in managing extensive administrative tasks. These responsibilities often lead teachers to overlook their workplace well-being. This study provides empirical evidence on the impact of the PROAKTIF teacher training program—an acronym for Peka (Awareness), Responsif (Responsiveness), Operasional (Operational), Afektif (Affective), Kognitif (Cognitive), Ikhlas (Sincerity), and Fasilitasi (Facilitation)—in improving elementary school teachers’ workplace well-being. The study used a quasi-experimental design with purposive sampling involving 11 participants. Data were analyzed using the Wilcoxon signed-rank test. The results showed a significant increase in workplace well-being scores after the intervention. The training helped participants identify effective strategies to maintain their well-being in the context of daily teaching practice.


Key word: elementary school teachers, experiment, proaktif educator, workplace wellbeing.

Keywords

Guru SD pendidik proaktif workplace wellbeing

Article Details

How to Cite
Nur, Z. K. A., Hidayat, M., & Uzzakiyah, H. (2025). EFEKTIVITAS PELATIHAN PENDIDIK PROAKTIF DALAM MENINGKATKAN WORKPLACE WELLBEING PADA GURU SD. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 17(1), 43–54. https://doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol17.iss1.art4

References

  1. Atamimi, N. (2016). Keterampilan psikologis model “BK proaktif” untuk mengembangkan karakter dan kepribadian guru SD yang humanis. Jurnal Pendidikan Karakter, 6(1), 13–22. https://doi.org/10.21831/jpk.v0i1.8609
  2. Azwar, S. (2017). Metode Penelitian Psikologi (2nd ed.). Pustaka Pelajar.
  3. Dalimunthe, H. L. (2016). Pelatihan keterampilan psikologis model BK “PROAKTIF” untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada guru SD. Kognisi Jurnal, 1(1), 45–55.
  4. Fitriyani, R. (2016). Keterampilan psikologis model BK “Proaktif”-R untuk meningkatkan regulasi emosi guru SD. Psikis : Jurnal Psikologi Islami, 1(1), 71–86. https://doi.org/10.19109/psikis.v1i1.558
  5. Hardani, Andriani, H., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Istiqomah, R. R., Fardani, R. A., Sukmana, D. J., & Auliya, N. H. (2020). Metode penelitian: Kualitatif dan kuantitatif. CV. Pustaka Ilmu.
  6. I.W, M. V., & Linayaningsih, F. (2017). Efektivitas pelatihan berfikir positif sebagai stratego coping stress pada guru sekolah dasar anak bekesulitan belajar. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 18(2), 251–259. https://doi.org/10.26623/jdsb.v18i2.574
  7. Jamaluddin, J. (2020). Guru Sebagai Profesi. Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan, 6(1), 74–89. https://doi.org/10.47435/al-qalam.v6i1.119
  8. Mustofa, M. (2018). Menghitung beban kerja guru. Jurnal Audi, 3(1), 64–69. https://doi.org/10.33061/ad.v3i1.2075
  9. Mutmainnah, I. L., Utami, D. A. N., Azzahra, K., & Ismail, I. (2024). Psikoedukasi terkait well being pada karyawan SIT Darul Fikri Makassar. Science and Technology: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(3), 170–176. https://doi.org/10.69930/scitech.v1i3.61
  10. Na’imah, T., & Nur, S. A. (2021). Job stress on teachers during the COVID-19 pandemic: The role of workload and organizational climate. International Journal of Social Science and Human Research, 04(10), 2763–2768. https://doi.org/10.47191/ijsshr/v4-i10-17
  11. Nur’akhman, A., & Archianti, P. (2020). Pengaruh antara kebermaknaan kerja terhadap kreativitas karyawan. Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris, 7(2), 1–10.
  12. Page, K. (2005). Subjective wellbeing in the workplace [Undergraduate Thesis]. Deakin University.
  13. Putri, I. A., Rahmi, T., & Febriani, U. (2024). Work engagement pada employee well-being dosen perguruan tinggi Islam negeri. In Trend : International Journal of Trends in Global Psychological Science and Education, 1(2), 96–104. https://doi.org/10.62260/intrend.v1i2.129
  14. Rudyanto, B., AR, H. F., & Zulkarnain, Z. (2021). Pengaruh beban kerja dan kejenuhan kerja (burnout) terhadap motivasi kerja guru di Yayasan Pendidikan Cendana. Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), 9(2), 162–172. https://doi.org/10.31258/jmp.9.2.p.162-172
  15. Sahir, S. H. (2021). Metodologi penelitian (T. Koryati, Ed.). Penerbit KBM Indonesia.
  16. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan : (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D) . CV Alfabeta.
  17. Theobald, T., & Cooper, C. (2012). Doing the right thing: The importance of wellbeing in the workplace. Palgrave Macmillan.
  18. Umstot, D. D. (1988). Understanding organizational behavior. West Publishing.
  19. Veirissa, A. H. (2021). Kualitas guru di Indonesia. 267Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, 267–272.