Main Article Content

Abstract

Fenomena cancel culture di media sosial telah memicu perdebatan yang intens mengenai kebebasan berpendapat dan keadilan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena cancel culture dari perspektif fiqih siyasah serta bagaimana fiqih siyasah memandang cancel culture dalam konteks kebebasan berpendapat dan keadilan sosial. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologis dan normatif. Data primer dikumpulkan dari konten media sosial terkait kasus Umay Shahab, sementara data sekunder diperoleh dari literatur dan penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cancel culture dapat merusak reputasi individu dan menimbulkan dampak psikologis yang serius. Dalam perspektif fiqih siyasah, kebebasan berpendapat harus diimbangi dengan tanggung jawab moral dan sosial, serta tidak boleh merugikan orang lain secara tidak adil. Prinsip-prinsip keadilan, maslahah, syura, dan peluang untuk bertobat dalam Islam menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami dan menilai fenomena cancel culture ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa praktik cancel culture yang berlebihan dapat bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan dalam Islam dan dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial yang signifikan.

Keywords

Cancel culture Fiqih siyasah Kebebasan Berpendapat Media Sosial Keadilan Sosial

Article Details

References

  1. Al-Mawardi, A. (1996). Al-Ahkam al-Sultaniyyah: The Laws of Islamic Governance. Ta-Ha Publishers.
  2. Alycia, C. (2022). Aspek Hukum Liabilitas Public Figure Dan Upaya Perlindungan Terhadap Nama Dikaitkan Dengan Cancel Culture. Jatiswara, 37(3), 290–300. https://doi.org/10.29303/jtsw.v37i3.423
  3. Amalina, W., Untari, F. I., & Arafah, S. N. (2023). Mengungkap Cancel Culture Studi Fenomenologis tentang Kebangkitan dan Dampaknya di Era Digital. INNOVATIVE: Journal of Social Science Research, 3(Nomor 4), 10384–10402.
  4. Anjarini, D. N. (2020). Cancel Culture in the Frame of Comparison of Indonesia and South Korea. Jurnal Scientia Indonesia, 6(1), 59–82. https://doi.org/10.15294/jsi.v6i1.36131
  5. Jannatania, J., et al. (2022). Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Partisipasi Online Budaya Pengenyahan (Cancel Culture) Di Indonesia. Jurnal Mutakallimin: Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(2), 125–133. https://doi.org/10.31602/jm.v5i2.7690
  6. Junaedi, A. M., & Rohmah, S. N. (2020). Relevansi Hak Kebebasan Mengeluarkan Pendapat Dalam Pasal 28E Ayat 3 Undang Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia Terhadap Kajian Fiqih Siyasah. Mizan: Journal of Islamic Law, 4(2), 237–248. https://doi.org/10.32507/mizan.v4i2.816
  7. Kamali, M. H. (2003). Principles of Islamic Jurisprudence. Islamic Texts Society.
  8. Khoiriyah, N. (2024). Cancel Culture Adalah Pemboikotan, Ini Pengertian dan Asalnya. Pobela. Retrieved from https://www.popbela.com/relationship/single/nafi-khoiriyah/cancel-culture-adalah?page=all
  9. Kountur, R. (2007). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM.
  10. Mardeson, E., & Mardesci, H. (2022). Fenomena Boikot Massal (Cancel Culture) Di Media Sosial. Jurnal Riset Indragiri, 1(3), 174–181. https://doi.org/10.61069/juri.v1i3.27
  11. Mayasari, F. (2022). Etnografi Virtual Fenomena Cancel Culture dan Partisipasi Pengguna Media terhadap Tokoh Publik di Media Sosial. Journal of Communication and Society, 1(01), 27–44. https://doi.org/10.55985/jocs.v1i01.15
  12. Naamy, N. (2022). Islamic Da’wah and Cancel Culture on Virtual Media (A Case of Salafi in Lombok). Lentera: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi, VI(2), 159–180. https://doi.org/10.21093/lentera.v0i0.7397
  13. Nagle, Barry, and Nichelle Williams. Methodology Brief: Introduction to Focus Group: Center for Assessment, Planning & Accountability.
  14. Nor, Mahmud Z. Mohd, Siti Naaishah Hambali, Safinaz Mohd Hussein, Faridah Jalil, and Rohaida Nordin. (2011). Clinical Legal Education at the Faculty of Law: An Initial Review. Procedia Social and Behavioral Sciences, 18, 527–533.
  15. Norris, P. (2020). Closed Minds? Is a ‘Cancel Culture’ Stifling Academic Freedom and Intellectual Debate in Political Science? Harvard Kennedy School. Retrieved from https://www.hks.harvard.edu/publications/closed-minds-cancel-culture-stifling-academic-freedom-and-intellectual-debate
  16. Oppenheimer, David B. (2016). Using a Simulated Case File to Teach Civil Procedure: The Ninety-Percent Solution. Journal of Legal Education, 65(4).
  17. Partanto, P. A., & Barry, M. D. Al (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.
  18. Rahman, A. (2018). Kebebasan Berpendapat Dan Informasi: Tinjauan Filosofis Terhadap Pasal 22 Deklarasi Kairo. Al-Hurriyah: Jurnal Hukum Islam, 3(1), 85.
  19. Tidmarsh, Jay, and Katz. Howard E. (2013). Strategies and Techniques for Teaching Civil Procedure. New York: Wolters Kluwer Law & Business.
  20. Velasco, J. C. (2021). You are cancelled: Virtual collective consciousness and the emergence of cancel culture as ideological purging. Rupkatha Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities, 12(5), 1–7. https://doi.org/10.21659/RUPKATHA.V12N5.RIOC1S21N2
  21. Wiseman, E. (2021). Is it time we cancelled cancel culture? Retrieved from https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2021/dec/05/is-it-time-we-cancelled-cancel-culture