Main Article Content

Abstract

The concept of a nation state with a very diverse population triggers the need for new analytical tools in religious studies. This is solely to find the legal standing element in the area of contemporary religious studies. In the context of the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI), the existence of Pancasila as the ideology needs to acquire its legal standing by using a certain theoretical perspective. In Islamic jurisprudence (ushul fiqh) there is knowledge of maqashid sharia which can serve as an analytical tool in conducting studies of Islamic constitutional law, including the ideology of Pancasila. This study examines 3 (three) issues: first, what is the role of maqashid sharia in religious research such as Islamic constitutional law? Second, what is the role of maqashid sharia in responding to the dynamics of Islamic constitutional law? Third, what is the perspective of maqashid sharia on the principles of Pancasila as the ground and ideology of the NKRI? By using normative juridical research method, this study concludes: first, religious research, including Islamic state administration, requires adequate theoretical tools (maqashid sharia) for it can produce findings that are in accordance with the development of the society; second, the dynamics of Islamic constitutional law is shown by the shift in the form of government from the caliphate system, to the kingdom to democracy, so that religious arguments do not direct certain forms of state and government; third, the principle of Pancasila as the basis and ideology of the NKRI has been proven to be able to unite the nation and create harmony in the midst of the diversity and plurality of the people.


Key Words: Maqashidus syari’ah; Pancasila; Islamic law; Islamic constitution; benefit


Abstrak


Konsep negara bangsa dengan penduduk yang sangat majemuk memicu kebutuhan perangkat dan alat analisis baru dalam kajian keagamaan. Hal tersebut demi menemukan aspek legal standing dalam wilayah kajian keagamaan kontemporer. Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), keberadaan ideologi Pancasila perlu mendapatkan legal standing tersebut dengan menggunakan perspektif teori tertentu. Dalam yurisprudensi Islam (ushul fiqh) terdapat ilmu maqashidus syari’ah yang bisa berperan menjadi alat analisis dalam melakukan kajian hukum ketatanegaraan Islam, termasuk tentang ideologi Pancasila. Penelitian ini mengkaji mengenai 3 (tiga) hal: pertama, bagaimana peran maqashidus syari’ah dalam penelitian keagamaan seperti hukum ketatanegaraan Islam? Kedua, bagaimana peran maqashidus syari’ah menyikapi dinamika hukum ketatanegaraan Islam? Ketiga, bagaimana perspektif maqashidus syari’ah tentang asas Pancasila sebagai dasar dan ideologi NKRI? Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, penelitian ini berkesimpulan: pertama, penelitian keagamaan, termasuk ketatanegaraan Islam, memerlukan perangkat teori yang memadai (maqashidus syari’ah) sehingga dapat menghasilkan temuan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat; kedua, dinamika hukum ketatanegaraan Islam ditunjukkan dengan adanya pergeseran bentuk pemerintahan dari sistem kekhilafahan, kerajaan kemudian demokrasi, sehingga argumen keagamaan tidak mengarahkan bentuk negara dan pemerintahan tertentu; ketiga, asas Pancasila sebagai dasar dan ideologi NKRI terbukti dapat menyatukan bangsa serta menciptakan kerukunan di tengah keragaman dan kemajemakan penduduk.


Kata Kunci: Maqashidus syari’ah; Pancasila; fikih; ketatanegaraan Islam; kemaslahatan

Keywords

Maqashidus syari’ah Pancasila Islamic law Islamic constitution benefit

Article Details

How to Cite
Yasid, & Makhshushi Zakiyah. (2022). Perspektif Maqashidus Syari’ah Menyikapi Dinamika Hukum Ketatanegaraan Islam. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 29(2), 415–438. https://doi.org/10.20885/iustum.vol29.iss2.art9

References

  1. Abd al-Salam al-Rif’i, Fiqh al-Maqashid wa Atharuhu fi al-Fikr al-Nawazili, Afriqiya al-Syarq, al-Maghrib, 2010.
  2. Abu Yasid, K.H.R. As’ad Syamsul Arifin Sejarah Hidup dan Pandangannya tentang Pancasila: Kajian Asas Pancasila Perspektif Maqashidus Syari’ah, Emir, Jakarta, 2019.
  3. Abu Yasid, Logika Ushul Fiqh: Interelasi Nalar, Wahyu dan Maqasyid asy-Syari’ah, Ircisod, Yogyakarta, 2019.
  4. Afifuddin Muhajir, Fiqh Tata Negara, Ircisod, Yogyakarta, 2017.
  5. Buthi (al), Muhammad Sa’id Ramadlan, Fiqh al-Sirah al-Nabawiyyah, Dar al-Fikr, Damaskus, 1991.
  6. Hariri (al), Ibrahim, al-Madkhal Ila al-Qawa’id al-Fiqhiyyah al-Kulliyyah, Dar Ammar, Amman, 1998.
  7. Jamal al-Din Athiyyah, Nahwa Taf’il Maqashid al-Syari’ah, Dar al-Fikr, Damaskus, 2001.
  8. Jawziyyah (al), Ibnu Qayyim, A’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut, 1991.
  9. Khadimi (al), Nur al-Din Mukhtar, Fushul fi al-Ijtihad wa al-Maqashid, Dar al-Salam, Kairo, 2010.
  10. Mawardi (al), al-Ahkam al-Sulthaniyyah, Maktabah Dar Ibn Qutaybah, Kuwait, 1989.
  11. Abd Mu’id Aris Shofa, “Memaknai Kembali Multikulturalisme Indonesia dalam Bingkai Pancasila”, Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 1, Juli 2016.
  12. Ahmad Sainul, “Maqashid asy-Syari’ah Tinjauan Filsafat Hukum Islam”, Jurnal Al-Maqasid: Jurnal Ilm-ilmu Kesyariahan dan Keperdataan, Volume 6, Nomor 1, Januari – Juni 2020.
  13. Ambiro Puji Asmaroini, “Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya bagi Masyarakat di Era Globalisasi”, Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017.
  14. Hijrian Angga Prihantoro, “Konstruksi Nalar dan Pola Pembangunan Maqashid al-Shari’ah dalam Filsafat Hukum Islam Ibn Taymiyah”, ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman, Volume 13, Nomor 1, September 2018.
  15. Moh. Toriquddin, “Teori Maqashid Syari’ah Perspektif al-Syathibi”, de Jure: Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 6, Nomor 1, Juni 2014.
  16. Muhlil Musolin, “The Virtues of Maqasid al-Syari’ah in Pancasila as The State Philosophical Basis of The Indonesian Republic”, Jurnal Dialog, Volume 43, Nomor 1, Juni 2020.
  17. Nabila Zatadini, “Konsep Maqashid Syariah Menurut Al-Syatibi Dan Kontribusinya Dalam Kebijakan Fiskal”, Al Falah: Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 2, 2018.
  18. Wawan Juandi, Abu Yasid, “Discourse of Islamic Jurisprudence in Indonesian Ma'had Aly between Taqlidy and Manhajy”, Journal Of Indonesian Islam, Volume 10, Number 01, June 2016.
  19. Yasid, “The Islamic Perspective Of Changes In Government Administration And Law With Special Reference to the Development of Legal Political System in Post-Reformasi Indonesia”, Journal of Indonesian Islam, Volume 06, Number 01, June 2012.
  20. Abd al-Aziz bin Fawzan al-Fawzan, al-Multaqa al-Fiqhi, dalam http://fiqh.islammessage.com/NewsDetails.aspx?id=6639 (diakses pada tanggal 27 April 2021) (diakses pada 2 Mei 2021).
  21. Ghazali (al), Abu Hamid, al-Iqtishad fi al-I’tiqad, dalam http://islamport.com/w/aqd/Web/423/76.htm (diakses pada 21 April 2021).
  22. Islam Web bi Thawbih al-Jadid, Shulh al-Hudaybiyyah wa Syuruthuh, dalam http://articles.islamweb.net/media/index.php?page=article&lang=A&id=17232 (diakses pada 15 Maret 2021).
  23. Media Islam Salafiyyah, Ahlussunnah wal Jama’ah, Piagam Madinah, dalam https://almanhaj.or.id/2639-piagam-madinah.html (diakses pada 15 Maret 2021).
  24. Suyuthi (al), ‘Abd al-Rahman Jalal al-Din, al-Asybah wa al-Nadha’ir, dalam https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&idfrom=90&idto=90&bk_no=36&ID=72 (diakses pada 12 Mei 2021) (diakses pada 2 Mei 2021).
  25. Sa’id bin ‘Abd Allah al-Hamid, al-Ulukah al-Syar’iyyah, dalam https://www.alukah.net/sharia/0/143329/ (diakses pada 12 Mei 2021).
  26. Sa’id bin ‘Abd Allah al-Hamid, al-Ulukah al-Syar’iyyah, dalam https://www.alukah.net/sharia/0/88230/ (diakses pada 10 Mei 2021).