Main Article Content

Abstract

Statelessness has become a global problem. It is estimated that there are currently 12 million stateless people worldwide. This paper aims to analyze in depth the issue of statelessness according to contemporary maqashid sharia. The normative legal research method is employed in this paper as it uses secondary data obtained through literature study. Literary sources related to the object of the study are analyzed descriptively and qualitatively by utilising a conceptual approach. The results of this research show that Islam does not actually provide a specific provision regarding statelessness, since such situation is more related to the domestic laws enforced in each country. The paradigm of contemporary maqashid sharia is directed more towards the concept of development and rights rather than protection and preservation. Statelessness prevents a person from obtaining and developing basic human rights, such as individual rights, collective rights, civil rights, political rights, economic rights, social rights and cultural rights. Thus, statelessness must be mitigated due to the harms that it brings rather than the good.
Keywords: Harms, Maqashid Sharia, Statelessness.


Abstrak
Keadaan tanpa kewarganegaraan telah menjadi masalah global. Diperkirakan saat ini terdapat 12 juta orang tanpa kewarganegaraan di seluruh dunia. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam keadaan tanpa kewarganegaraan menurut maqashid syariah kontemporer. Metode dalam penulisan artikel ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif karena memakai data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka. Sumber kepustakaan yang berkaitan dengan objek kajian kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan konsep (conceptual approach). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebenarnya Islam tidak memberi penjelasan spesifik mengenai keadaan tanpa kewarganegaraan, karena keadaan ini lebih berkaitan dengan hukum yang diberlakukan pada suatu negara. Paradigma maqashid syariah kontemporer lebih diarahkan pada konsep development and rights daripada protection and preservation. Keadaan tanpa kewarganegaraan menghambat seseorang dalam mendapatkan dan mengembangkan hak dasar manusia, seperti hak individu, hak kolektif, hak sipil, hak politik, hak ekonomi, hak sosial, dan hak budaya. Oleh karena itu, keadaan tanpa kewarganegaraan harus dihindari karena lebih banyak mendatangkan mudarat dibandingkan maslahat.
Kata Kunci: Keadaan tanpa Kewarganegaraan, Maqashid Syariah, Mudarat.

Keywords

Harms Maqashid Sharia Statelessness

Article Details

How to Cite
Miftakhul Marwa, M. H. (2024). Tinjauan Maqashid Syariah Kontemporer terhadap Keadaan tanpa Kewarganegaraan. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 31(2), 270–292. https://doi.org/10.20885/iustum.vol31.iss2.art2

References

  1. Akbar, Ridho. “Fiqih Status Kewerganegaraan dalam Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.” Peradaban Journal of Law and Society 1, no. 1 (2022): 37–45. https://doi.org/10.59001/pjls.v1i1.15.

  2. An-Na’im, Abdullah Ahmed. Islam dan Negara Sekular: Menegosiasikan Masa Depan Syariah. 1st ed. Bandung: Mizan, 2007.

  3. Annasya, Fadia, Putri Munggaranti, and M Husni Syam. “Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia Bagi Pengungsi Muslim India yang Tidak Memiliki Kewarganegaraan menurut Hukum Internasional.” Prosiding Ilmu Hukum, 2021.

  4. Anjarwati, Salsa, Mahfud Fahrazi, dan Trinas Dewi Hariyana, “State Responsibility for Foreign Citizens Served as Ukraine Armed Force: An International Humanitarian Law Perspective”, Prophetic Law Review, No. 5(2), (2023): 248-266. https://doi.org/10.20885/PLR.vol5.iss2.art6

  5. Anwar, Syamsul. Studi Hukum Islam Kontemporer : Bagian Dua. Pertama. Yogyakarta: UAD Press, 2020.

  6. Auda, Jasser. Membumikan Hukum Islam elalui Maqasid Syariah. I. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2015.

  7. Audah, Jaser. Al-Maqashid Uuntuk Pemula. Pertama. Yogyakarta: SUKA Press UIN Sunan Kalijaga, 2013.

  8. Azis, Abdul. “Dhimmi dan Konsep Kewarganegaraan, Perspektif Klasik dan Modern.” Jurnal Studi Islam 11, no. 2 (2016): 35–56. http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/pwahana/article/download/2702/1983.

  9. Damanik, Deardo, and Agustinus Supriyanto. “Pencabutan Status Kewarganegaraan Eks Anggota Islamic State of Iraq and Syiria leh Negara Asal Ditinjau Berdasarkan Konvensi 1961 tentang Pengurangan Orang-Orang tanpa Kewarganegaraan (Studi Kasus: Pencabutan Status Kewarganegaraan Inggris Shamima Begum).” Universitas Gadjah Mada, 2020.

  10. Dewata, Mukti Fajar Nur, and Yulianto Achmad. Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris. I. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

  11. Ekatjahjana, Widodo. “Masalah Kewarganegaraan dan Tidak Berkewarganegaraan.” Inovatif: Jurnal Ilmu Hukum 2, no. 3 (2010).

  12. Darmawan, Feby Dwiki dan Heriyanto, Dodik Setiawan Nur, “Invoking International Human Rights Law to Prevent Statelessness of International Refugee Children Born in Indonesia”, Prophetic Law Review, No.1, (2023 ): 22-41. https://doi.org/10.20885/PLR.vol5.iss1.art2.

  13. Faqih, Muhammad. “Konsep Ummah dan Rakyat dalam Pandangan Islam.” Al’Adalah 24, no. 1 (April 30, 2021): 19–28. https://doi.org/10.35719/aladalah.v24i1.70.

  14. Gumanti, Retna. “Maqasid Al-Syariah menurut Jasser Auda (Pendekatan Sistem dalam Hukum Islam).” Jurnal Al-Himayah 2, no. 1 (2018): 97–118.

  15. Khairah, Muflikhatul. “Konsep Al-Jizyah dan Status Kewarganegaraan Non-Muslim dalam Prespektif Fikih Klasik.” Al-Qanun 10, no. 2 (2007): 282–401. https://doi.org/https://doi.org/10.15642/alqanun.2007.10.2%20Des.381-401.

  16. Maarif, Ahmad Syafii, Lukman Hakim Syaifuddin, Amin Abdullah, Syamsul Anwar, Azyumardi Azra, Hamim Ilyas, Zakiyuddin Baidhawy, et al. Fikih Kebinekaan: Pandangan Islam Indonesia tentang Umat, Kewarganegaraan, dan Kepemimpinan Non-Muslim. Edited by Wahid, Wawan Gunawan Abdul, dkk. Bandung: Mizan Pustaka, 2015.

  17. Marliyanto, Rendra, Antikowati, and Rosita Indrayati. “Analisis Yuridis Status Kewarganegaraan terhadap Orang Yang Tidak Memiliki Kewarganegaraan (Stateless) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.” Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa I, no. 1 (2013): 1–8.

  18. Mayangsari R, Galuh Nashrullah kartika, and H. Hasni Noor. “Konsep Maqashid Al-Syariah dalam Menentukan Hukum Islam (Perspektif Al-Syatibi dan Jasser Auda).” IL-IQTISHADIYAH : Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2014): 50–69.

  19. Mutaqqim, Muttaqim. “Foreign Terrorists Fighters (FTF) dan Langkah Administrasi Negara terhadap Keadaan tanpa Kewarganegaraan.” Indonesian State Law Review (ISLRev) 2, no. 2 (2020): 137–47. https://doi.org/10.15294/islrev.v2i2.38414.

  20. Nafisah, Ratu Durotun. “Hak Atas Kewarganegaraan Bagi Anak dari Transit Migran yang Lahir di Indonesia.” Padjadjaran Law Review 6 (2018): 1–16. https://www.hrw.org/legacy/reports/2000/burma/burm005-.

  21. Nawi, Abd Rohman. “Perspektif Hukum Islam terhadap Konsep Kewarganegaraan Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006.” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2009.

  22. Pratiwi, Ni Putu Ayu Eka. “Bidoon: Perspektif Hukum Internasional terhadap Dilema tanpa Kewarganegaraan di Kuwait.” Jurnal Kertha Desa 11, no. 9 (2023).

  23. Prebianan, Putu Rahajeng, and I Made Sarjana. “Fungsi Perjanjian Perkawinan terhadap Status Kepemilikan Harta pada Perkawinan Campuran.” Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum 6, no. 11 (2018): 1–13.

  24. Rohman, Holilur. Metode Penetapan Hukum Islam Berbasis Maqashid Al-Syariah: Teori dan Penerapan pada Bab Hukum Ibadah, Hukum Ekonomi Islam, Hukum Perkawinan Islam, Sosial, Kesehatan, Pendidikan, dan Kebijakan Pemerintah. I. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama, 2020.

  25. Saputra, Refki, Muhammad Misbakul Munir, and E. Mulya S. “Constructing Reason and Competence of Sharia Maqashid toward Progressive Contemporary Fiqh.” Maro : Jurnal Ekonomi Syariah Dan Bisnis 5, no. 1 (2022): 42–56. https://doi.org/https://doi.org/10.31949/maro.v5i1.1954.

  26. Suntana, Ija. Pemikiran Ketatanegaraan Islam. I. Bandung: Pustaka Setia, 2010.

  27. UNHCR. “Melindungi Hak-Hak Orang-Orang tanpa Kewarganegaraan: Konvensi 1954 tentang Status Orang-Orang tanpa Kewarganegaraan,” 2010.

  28. ———. “Mencegah dan Mengurangi Keadaan tanpa Kewarganegaraan: Konvensi 1961 tentang Pengurangan Keadaan tanpa Kewarganegaraan.” Geneva, 2010.

  29. ———. “Pelaksanaan-Pelaksanaan yang Baik: Menjawab Keadaan tanpa Kewarganegaraan di Asia Tenggara.” UNHCR, 2010.

  30. Waid, Abdul, and Niken Lestari. “Teori Maqashid Al-Syariah Kontemporer dalam Hukum Islam dan Relevansinya dengan Pembangunan Ekonomi Nasional.” Jurnal Labatila 4, no. 01 (December 30, 2020): 94–110. https://doi.org/10.33507/lab.v4i01.270.

  31. Zaprulkhan. Rekonstruksi Paradigma Maqashid Asy-Syari’ah: Kajian Kritis dan Komprehensif. Pertama. Yogyakarta: IRCiSoD, 2020.