Main Article Content

Abstract

The Democratic Rule of Law adopted by Indonesia manifests Article 1 paragraph (2) and Article 1 paragraph (3) of the 1945 Constitution. This requires the public's role as the holder of supreme sovereignty in national and state life in various fields. Public participation has been practically implemented and guaranteed in statutory regulations. However, public participation is still interpreted as just a formality by stakeholders, so this causes harm to the policies implemented for the public and weakens the legitimacy of the owner of the highest sovereignty, namely the people. Constitutional Court Decision Number 91/PUU-XVIII/2020 is considered a landmark decision in strengthening people's sovereignty by encouraging meaningful participation in forming statutory regulations. This decision also triggers meaningful public participation in various areas of national life and patriotism. Through a doctrinal approach, this study intends to elucidate the relationship between Meaningful Participation and the concept of a Democratic Rule of Law, as well as efforts to implement and protect meaningful public participation in state practice. The research results concludes that meaningful participation is a form of popular sovereignty to realize a substantive democratic rule of law. Public participation is important for formulating, implementing, and evaluating policies formed together with the state. Soon, Formal guidelines are needed to realize Meaningful Participation as a follow-up to Constitutional Court Decision No. 91/PUU-XVIII/2020.
Keywords: Democracy, People's Sovereignty, Public Participation, Rule of Law.


Abstrak
Negara Hukum berbasis Demokrasi yang dianut Indonesia terwujud dalam Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 1 ayat (3) UUD 1945. Hal ini mensyaratkan peran serta masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di berbagai bidang. Partisipasi masyarakat secara praktis telah terimplementasi dan terjamin dalam peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, partisipasi masyarakat masih dimaknai hanya sebagai formalitas belaka oleh para pemangku kepentingan, sehingga hal ini menimbulkan kerugian bagi kebijakan yang dijalankan untuk masyarakat dan melemahkan legitimasi pemilik kedaulatan tertinggi, yaitu rakyat. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 91/PUU-XVIII/2020 dinilai sebagai keputusan penting dalam memperkuat kedaulatan rakyat dengan mendorong partisipasi yang bermakna dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Putusan ini juga memicu partisipasi masyarakat yang bermakna dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara serta menumbuhkan rasa cinta tanah air. Dengan menggunakan pendekatan doktrinal, penelitian ini bermaksud menguraikan hubungan antara Partisipasi yang Bermakna dengan konsep Negara Hukum berbasis Demokrasi, serta upaya penerapan dan perlindungan partisipasi masyarakat yang bermakna dalam praktik bernegara. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa partisipasi yang bermakna merupakan salah satu bentuk kedaulatan rakyat untuk mewujudkan negara hukum yang demokratis dan substantif. Partisipasi publik penting untuk merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi kebijakan yang dibentuk bersama negara. Dalam waktu dekat, diperlukan pedoman formal untuk mewujudkan Partisipasi yang Bermakna sebagai tindak lanjut Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 91/PUU-XVIII/2020.
Kata kunci: Demokrasi, Kedaulatan Rakyat, Negara Hukum, Partisipasi Masyarakat.

Keywords

Democracy People's Sovereignty Public Participation Rule of Law

Article Details

How to Cite
Firdaus, F. R., Chandra, R. L., & Sagala, C. S. T. (2024). Meaningful Participation as People’s Sovereignty Form in Democratic Rule of Law State. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 31(2), 337–357. https://doi.org/10.20885/iustum.vol31.iss2.art5

References

  1. Arfianto Purbolaksono. “Meningkatnya Partisipasi Pemilih dalam Pemilu 2019 | The Indonesian Institute,” n.d.

  2. Cindy Mutia Annur. “Survei: Partisipasi Pemilih Muda Meningkat Pada Pemilu 2019,” n.d.

  3. EIU. “Frontline Democracy and The Battle for Ukraine,” 2022.

  4. Elisa, Nufaris. “Hubungan antara Pendidikan Politik Dengan Generasi Muda.” Kalam Keadilan 4, no. 1 (2016): 87–101.

  5. Fahmi, Khairul. “Prinsip Kedaulatan Rakyat dalam Penentuan Sistem Pemilihan Umum Anggota Legislatif.” Jurnal Konstitusi 7, no. 3 (2016): 119. https://doi.org/10.31078/jk735.

  6. Fitria Chusna Farisa. “KPU Sebut Partisipasi Pemilih Pada Pemilu 2019 Capai 81 Persen,” n.d.

  7. General Election Commission Regulation Number 9 of 2022 concerning Public Participation in General Elections and Elections of Governors and Vice Governors, Regents and Vice Regents, and/or Mayors and Vice Mayors

  8. Hidayati, Siti. “Partisipasi Masyarakat dalam Pembentukan Undang-Undang (Studi Perbandingan Indonesia Dengan Afrika Selatan).” Jurnal Bina Mulia Hukum 3, no. 2 (2019): 224–41. https://doi.org/10.23920/jbmh.v3n2.18.

  9. Humas KPU. “Tingkatkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat Pada Pemilu - KPU,” n.d.

  10. Ibrahim, Johnny. Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif. Bayu Media, Malang. Malang: Bayumedia Publishing, 2006.

  11. “Indeks Demokrasi Dunia 2021, Indonesia Masih Dinilai Lemah,” n.d.

  12. Indrati, Maria Farida. Ilmu Perundang-Undangan Proses dan Teknik Pembentukannya. Yogyakarta: Kanisius, 2007.

  13. Iqbal, Muhammad Awaluddin. “Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilihan Umum Tahun 2019 di Kecamatan Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe.” Jurnal Eksekutif 1, no. 4 (2020): 827–36.

  14. Irawan, Benny Bambang. “Perkembangan Demokrasi di Indonesia.” Perspektif 5, no. 3 (2006): 54–64.

  15. KPU Jember. “KPU Kabupaten Jember,” n.d.

  16. Law Number 14 of 2008 concerning Public Information Disclosure

  17. Law Number 12 of 2011 as amended by Law No. 13 of 2022 concerning the Second Amendment to Law No. 12 of 2011 concerning the Law-making

  18. Law Number 7 of 2017 concerning General Elections

  19. Liando, Daud M. “Pemilu dan Partisipasi Politik Masyarakat (Studi Pada Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden dan Calon Wakil Presiden di Kabupaten Minahasa Tahun 2014).” Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum 3, no. 2 (2016): 14–28.

  20. Luthfy, Riza Multazam. “Hubungan antara Partisipasi Masyarakat, Pembentukan Undang-Undang dan Judicial Review.” Jurnal Al-Daulah 5, no. 117 (2015): 168–93.

  21. Mahkamah Konstitusi. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 91/PUU-XVIII/2020, Jakarta § (2021).

  22. Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2019.

  23. MD, Mahfud. Demokrasi dan Konstitusi Di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

  24. Muhammadiah, Muhammadiah. “Partisipasi Publik Sebagai Strategi Mewujudkan Good Governance Otonomi Daerah.” Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan 3, no. 1 (2013): 57–66. https://doi.org/10.26618/ojip.v3i1.61.

  25. Nadrilun. Mengenal Lebih Dekat Demokrasi di Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta: Balai Pustaka, 2012.

  26. Parliament Act no. 2 of 2019 concerning Procedures for Preparing Prolegnas

  27. Parliament Act no. 8 of 2014 concerning Parliament Rules of Procedure

  28. Praptanugraha. “Partisipasi Masyarakat dalam Pembentukan Peraturan Daerah.” Jurnal Hukum 15, no. 3 (2008): 459–73.

  29. Pratama, Nur Aji. “Meaningful Participation Sebagai Upaya Kompromi Idee Des Recht Pasca Putusan MK No. 91/PUU-XVIII/2020.” Jurnal Crepido 04, no. November (2022): 137–47.

  30. Presidential Regulation no. 87 of 2014 concerning Implementing Regulations of Law no. 12 of 2011 concerning the Law-making

  31. Raden, S, I Kurnia, and R Massi. Partisipasi Politik dan Perilaku Pemilih (Dinamika Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Serentak 2020 Di Sulawesi Tengah). Cakrawala Jogjakarta, 2019.

  32. Radjab, Syamsuddin. “Negara Hukum Demokratis: Konstitusionalisme,.” Wawasan Keislaman 8 (2013): 93–101.

  33. Rahma, Ida. “Partisipasi Publik dan Keterbukaan Informasi dalam Penyusunan Kebijakan.” Jurnal Hukum Samudra Keadilan 14, no. 1 (2019): 81–96. https://doi.org/10.33059/jhsk.v14i1.1101.

  34. Ridwan, HR. Hukum Administrasi Negara. UII Press, 2002.

  35. Sirajuddin. Hak Rakyat Mengontrol Negara. Jakarta: YAPPIKA, 2006.

  36. “Skor Indeks Demokrasi Indonesia Membaik, Tetapi Tantangan Masih Besar - Kompas.Id,” n.d.

  37. Suhartini. “Demokrasi dan Negara Hukum (dalam Konteks Demokrasi dan Negara Hukum Indonesia).” Journal de Jure 11, no. 1 (2019): 62–78.

  38. Sunarno. “Negara Hukum yang Demokratis.” Jurnal Wacana Hukum 10, no. No. 01 (2011): hlm. 42.

  39. Sunarso. Membedah Demokrasi : (Sejarah, Konsep, dan Implementasinya di Indonesia). Ed. 1. UNY Press, 2015.

  40. Surbakti, Ramlan, and Didik Supriyanto. Partisipasi Warga Masyarakat dalam Proses Penyelenggaran Pemilihan UmumSeri Buku Demokrasi Elektoral, 2013.

  41. The 1945 Constitution of the Republic of Indonesia

  42. Wardana, Dodi Jaya, and Hasnan Bachtiar. “Public Participation in the Law-Making in the Digitalization Era.” Indonesia Law Reform Journal 2, no. 3 (2022): 289–98. https://doi.org/10.22219/ilrej.v2i3.23764.

  43. YLBHI dan PSHK. Panduan Bantuan Hukum di Indonesia: Pedoman Anda Memahami da.n Menyelesaikan Hukum, Cetakan Kedua. Jakarta: YLBHI, 2007.