Main Article Content

Abstract

Abstract

Background: WHO found that the inappropriate use of medicine still become a big problem in the

world. Therefore, pharmacy services evaluation must be done to improve the appropriate use of

medicine.

Objective: This study aims to know the pharmacy services based on WHO patient-care indicators and

to determine the correlations between socio-demographic characteristics and patient knowledge

about medicine use.

Method: An observational cross-sectional study was conducted by using the WHO patient-care

indicator on 211 regular outpatients or non-insurance at one of private hospital in Yogyakarta. This

study used disproportionate stratified random sampling method. Data were collected by observation

and interview the patient and analyzed by using WHO patient-care indicator. The relation between

socio-demographic characteristics and patient knowledge were analyzed using chi-square and

spearmen test.

Results: The average of dispensing time was 47.52 second and 99.4% medicines dispensed.

Percentage of medicine labelled was 92.26% and only 36,5% patients know about the medicines use.

Based on statistical analysis, there was no correlation between level of patient knowledge with age

(p=0.218) and gender (p=0.209). Otherwise, education (p=0.005) was correlated with level of patient

knowledge.

Conclusion: The pharmacy services in hospital was good, but pharmacist still need to improve

communication to patients about medicines they received. Whereas, education have relationship with

patient level knowledge

 

Keywords: pharmacy service, outpatient, hospital

 

Latar belakang: Data WHO menyatakan bahwa masih banyak terjadi penggunaan obat yang tidak

tepat oleh pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan evaluasi pelayanan kefarmasian secara

rutin sebagai salah satu upaya peningkatan penggunaan obat yang tepat.

Tujuan: Mengetahui gambaran pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan umum berdasarkan

indikator pelayanan pasien WHO dan mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dengan

pengetahuan pasien tentang penggunaan obat

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross-

sectional pada 211 pasien rawat jalan umum atau non-asuransi di salah satu rumah sakit swasta

Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode disproportionate stratified random

sampling. Data diperoleh dari observasi dan wawancara kepada pasien kemudian data dianalisis

secara deskriptif menggunakan rumus sesuai indikator pelayanan pasien WHO. Analisis hubungan

sosiodemografi dengan pengetahuan pasien tentang penggunaan obat dilakukan menggunakan uji

statistik chi-square dan spearman test.

Hasil: Rata-rata waktu penyerahan obat yaitu 47,52 detik dengan persentase obat terlayani 99,4%.

Persentase etiket obat yang memadai 91,7% dan pasien yang mengetahui cara penggunaan obat yang

diterima sebesar 36,5%. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara usia

(p=0,218) dan jenis kelamin (p=0,209) dengan tingkat pengetahuan, serta terdapat hubungan antara

tingkat pendidikan (p=0,005) dengan pengetahuan pasien.

Kesimpulan: Secara umum pelayanan kefarmasian di rumah sakit sudah baik, namun masih perlu

peningkatan dalam pemberian informasi obat kepada pasien saat penyerahan obat. Sedangkan, faktor

sosiodemografi yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan pasien tentang penggunaan obat

adalah tingkat pendidikan.

Kata kunci : pelayanan kefarmasian, pasien

Article Details

Most read articles by the same author(s)