Main Article Content

Abstract

Purpose – To analyze the phenomenon of illegal payment on truck drivers of delivery business.
Method – Qualitative phenomenological method to understand the phenomenon of truck drivers choosing to use non-toll roads rather than toll roads to deliver commodity from expedition company clients. In-depth interviews were conducted with truck drivers, expedition company officials, and illegal levy collectors. To get a feel for the incidence of illegal levies on roads, this research used a participatory method.
Findings – Truck drivers choose to use non-toll roads because travel costs are cheaper than if they drive through toll roads, therefore truck drivers can take larger transportation allowance home provided by their company. However, truck drivers do not consider about the criminal risks from the extorters, which could happen to them in longer journey of delivery. Another finding is that delivery of goods is often late due to the truck driver's mistakes.
Implication – The travel allowance that the company has given to truck drivers has been too large, which could result in the delivery duration of goods being longer.
Originality – This study contributes to qualitative research on extortion using participatory methods.


Abstrak
Tujuan – Menganalisis fenomena pungutan liar pengemudi truk di bisnis pengiriman barang.
Metode – Metode kualitatif fenomenologi untuk memahami fenomena pemilihan pengemudi truk yang lebih memilih untuk menggunakan jalan non tol dibanding jalan tol untuk mengirim barang dari klien perusahaan ekspedisi. Wawancara mendalam dengan pengemudi truk, petinggi perusahaan ekspedisi, dan pelaku pemungut pungutan liar dilakukan. Untuk mendapatkan nuansa kejadian pungutan liar di jalan raya, penelitian ini menggunakan metode partisipatif.
Temuan – Pemilihan pengemudi truk untuk menggunakan jalan non tol karena pengeluaran ongkos perjalanan lebih murah dibanding jika menggunakan jalan tol sehingga pengemudi truk dapat membawa pulang sisa uang transport dari perusahaan yang lebih besar. Namun demikian, pengemudi truk tidak memikirkan risiko kriminal yang bisa saja menimpa mereka yang bisa mengakibatkan waktu pengiriman menjadi semakin lama. Temuan lain adalah faktor pengiriman barang yang sering terlambat disebabkan oleh kesalahan dari pengemudi truk ini.
Implikasi – Uang perjalanan yang diberikan perusahaan ke pengemudi truk selama ini terlalu besar yang bisa menyebabkan justru durasi pengiriman barang menjadi lebih lama.
Orisinalitas – Studi ini berkontribusi pada penelitian kualitatif pungutan liar dengan menggunakan metode partisipatif.

Keywords

Pungutan liar angkutan truk

Article Details

References

  1. Bakaruddin, Hadi, M. F., & Asnawi, W. (2016). Analisis Kebijakan Pemerintah Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Muatan Lebih Di Kab. Pelalawan Prov. Riau. Prosiding 1th Celscitech-UMRI 2016, 1, pp. 1-6.
  2. Budi Eko S. (2018). Pemberantasan Pungutan Liar pada Pelayanan Publik dari Perspektif Sosiologi Hukum. Wajah Hukum, 3(1), 10-19. Retrieved October 19, 2019
  3. Juniati, H. (2017). Analisis Pengaruh Transportasi Multimoda terhadap Disparitas Harga di Provinsi Papua. Jurnal Transportasi Multimoda, 15(1), 39-52
  4. Leksono, S. (2013). Penelitian Kualitatif Ilmu Ekonomi Dari Metodologi ke Metode. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.
  5. Olken, B. A., & Barron, P. (2009). The Simple Economics of Extortion: Evidence from Trucking in Aceh. Journal of Political Economy, 117(3), 417-452.
  6. Purwadi, Rifki, M. S., Hadisaputra, T., & Silviana, L. (2018). The Involvement of Mass Organizations (Ormas) in Illegal Levies Practices in West Java. Jurnal Bina Praja, 10(1), 111-119.
  7. Ramadhani, W. (2017), Penegakan Hukum dalam Menanggulangi Pungutan Liar terhadap Pelayanan Publik . Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 12(2).
  8. Sjafruddin, A., Frazila, R. B., Muhammad, S., & Tamin, O. (2009). Pengaruh Muatan Truk berlebih terhadap Biaya Pemeliharaan Jalan. Jurnal Transportasi, 9(1), 79-89.
  9. Wibawa Samudra., F, Arya Fauzi., & Habibah, A. (2013). Efektivitas Pengawasan Pungutan Liar di Jembatan Timbang. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 12(2), 74-85.
  10. Zakaria, Santoso, T., Arifin, S., & Ifada, T. (2019). Why The Implemantion of The Clean-Up (Saber Pungli) for Illegal Levies has not yet Reached The Target in East Java. Iapa Proceedings Conference, (pp. 472-480). Bali.