Main Article Content
Abstract
Penelitian kualitatif ini untuk menjawab (1) pengetahuan dan tatanilai warga sebelum dan sesudah letusan Merapi 2010; serta (2) konvergensi dan divergensi pengetahuan dan tatanilai warga setelah letusan Merapi 2010. Penelitian ini merekomendasikan, pertama, dalam hal pengambilan sikap dan tindakan, warga cenderung merujuk sumber informasi dari pemerintah, pengamatan fakta lapangan, dan mempertimbangkan pencerapan pribadi (mimpi atau yang lain). Dibutuhkan kajian tentang transformasi sosial dari sejumlah kearifan lokal. Kedua, kebutuhan untuk merumuskan posisi dan peran agama dalam kondisi bencana. Dibutuhkan pembelajaran agama yang menggugah untuk menjawab permasalahan warga. Ketiga, ketidakoptimalan pemerintah desa untuk melayani kepentingan dan kesejahteraan warga merupakan gambaran dari kebijakan pemerintah tentang otonomi desa. Peranan tersebut ter gantikan oleh LSM. Dibutuhkan tatakelola penyelesaian pertanian, peternakan, serta sarana dan prasarana umum yang menyangkut hajat hidup warga.
Yusdani
Imam Samroni
Pusat Studi Islam Universitas Islam Indonesia
[email protected]
[email protected]
Yusdani
Imam Samroni
Pusat Studi Islam Universitas Islam Indonesia
[email protected]
[email protected]
Article Details
License
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work’s authorship and initial publication in this journal.
How to Cite
Yusdani, *, & Samroni, I. (2011). The Divergence of the Knowledge and the Value System of Girikerto Villagers of Turi Subdistrict of Sleman. Millah: Journal of Religious Studies, 10(2). https://doi.org/10.20885/millah.vol10.iss2.art6