Main Article Content
Abstract
Tekanan-tekanan politik yang dilancarkan pemerintah kolonial Belanda telah mendorong raja dan aristokrat Jawa menggunakan Islam sebagai ideologi perjuangan. Dengan landasan ideologi tersebut memberi peluang raja mengembangkan jejaring politik dengan ulama, pesantren, dan kelompok politik dalam masyakarat untuk membangun basis massa dan legitimasi politik. Keresahan politik dan ekonomi akibat pembagian kekuasaan Mataram memaksa PB IV memperkenalkan pemikiran politik Islam, din-dawlah. Pemikiran dan pengamalan politik Islam transnasional yang diperkenalkan PB IV menimbulkan kekhawatiran sejumlah elit politik Jawa dan Sunan dipaksa secara militer kembali ke cara lama.
Article Details
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work’s authorship and initial publication in this journal.