Main Article Content
Abstract
Tanah longsor sering dipicu oleh adanya curah hujan yang tinggi, lereng yang curam, tanah yang kurang padat, erosi, berkurangnya vegetasi dan getaran yang menyebabkan jatuhnya bebatuan atau potongan tanah yang luas sehingga mengakibatkan kerusakan bangunan rumah, talud (sungai kecil), jalan, fasilitas umum, dan lain-lain. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah K-Means Clustering untuk mengelompokkan dan memetakan daerah rawan bencana tanah longsor di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis, terbetuk 3 cluster. Pada cluster pertama terdapat 13 kecamatan dengan indikator daerah rawan bencana tanah longsor sedang, cluster kedua terdapat 5 kecamatan dengan indikator daerah rawan bencana tanah longsor tinggi, dan cluster ketiga terdapat 60 kecamatan dengan indikator daerah rawan bencana tanah longsor rendah.