Main Article Content

Abstract

Drug users under rehabilitation and substance withdrawal frequently feel fear of their future and being rejected by society and family, and guilty to themselves and God. Such condition then leads the drug users to feel the negative emotions and discomfort. This research was conducted to observe the effectiveness of dhikr therapy to enhance the sobriety of drug users undergoing rehabilitation. Eight former drug users were involved in this study and divided into two groups: the experimental group (n = 4) and the control group (n = 4). The study design used was a pre test post test control group design and measured three times (pre test, post test, and follow up for two weeks). The measuring instrument used in the study was Tatmain al Qulub (TQS) by Rusdi (2018) in which it was compiled based upon the aspects in sobriety. The results of this study showed a significant change in sobriety among the drug users after being given dhikr therapy.

 

Keywords

dhikr therapy sobriety drug users

Article Details

How to Cite
Kumala, O. D., Rusdi, A., & Rumiani, R. (2019). TERAPI DZIKIR UNTUK MENINGKATKAN KETENANGAN HATI PADA PENGGUNA NAPZA. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 11(1), 43–54. https://doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol11.iss1.art4

References

  1. Al-Ghazali. (1984). Ihya Ulumuddin Bab Ajaibu QolbiTerj. Ismail Yakub. Jilid 4. Jakarta: Tirta Mas.
  2. Anggraieni, W., N. &Subandi. (2014). Pengaruh terapi relaksasi zikir untuk menurunkan stres pada penderita hipertensi esensial. Jurnal Intervensi Psikologi. 6 (1), 81-102.
  3. Anshori, A. (2003). Dzikir dan kedamaian jiwa.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  4. Ash Shiddieqy, H., T., M. (2001). Falsafah hukum islam. Semarang: Pustaka RizkiPutra.
  5. Askat, A., W. (2000). Wasiat dzikir dan doa rasulullah SAW.Yogyakarta:KreasiWacana.
  6. Asmaran, A. (1992). Pengantar studi akhlak.Jakarta: Rajawali.
  7. Asy-Sya’rani, S., A., W. (2000). Menjadi Kekasih Tuhan. Jakarta:Serambi Ilmu Semesta
  8. Azmiyati, SR. (2014). Gambaran Pengguna NAPZA pada Anak Jalanan di KotaSemarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (KEMAS).9 (2): 137-143
  9. Beck, A.,T., Freeman, A. & Davis, D., D. (2004). Cognitive therapy of personalitydisorders. NewYork: The Guldford Press
  10. Beck, A., T. & Clark, D., A. (2010). Cognitive therapy of enxiety disorder.NewYork: The Guilford.
  11. Chaplin, J., P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
  12. Chodjim, A. (2003). Alfatihah, membuka matahari dengan surat pembuka.Jakarta: Serambi Ilmu.
  13. Davison, G., C. & Neale J., M. (2006). Psikologi Abnormal. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
  14. Durrand, M.,V & Barlow, D., H. (2007). Intisari psikologi abnormal edisi keempatbuku kedua.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  15. Firdaus. (2016). Spiritualitas Ibadahsebagai jalan menuju kesehatan mental yanghakiki. Jurnal Al-Adyan.11 (1), 1-24
  16. Frager, R. (1999). Hati dari jiwa (psikologi sufi untuk transformasi).Jakarta:Serambi Ilmu
  17. Hannan, M. (2014). Dzikir khafi untuk menurunkan tingkat kecemasan pada lansia.Jurnal kesehatan “Wiraraja Medika” 4 (2) 47-53
  18. Hawari, D. (2006). Penyalahgunaan & Ketergantungan NAZA. Jakarta: FKUI
  19. Hawari, D. (2013). Manajemen stress cemas dan depresi.Jakarta: FKUI.
  20. Kaplan, H., I. & Sadock, B., J. & Grebb, J., A. (1997). Sinopsis Psikiatri.Jakarta:Binarupa Aksara.
  21. Kartini, K. & Jenny, A. (1989). Hygiene Mental dan Kesehatan Mental Dalam Islam.Bandung: Mandar Maju.
  22. Maimunah, A. & Retnowati, S. (2011). Pengaruh pelatihan relaksasi dengan dzikiruntuk mengatasi kecemasan ibu hamil pertama. Jurnal Psikologi Islam(JPI)8 (1)1-22
  23. Mudzkiyyah, L. (2014). Terapi zikir al-fatihah untuk meningkatkan kesejahteraansubjektif pencandu narkoba dalam masa rehabilitasi. Skripsi.Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
  24. Najati, M., U. (2005). Al-Qur’an dan psikologi (Terjemahan). Jakarta: ArasPustaka.
  25. Nevid. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga.
  26. Osman, A., Z. (2008). Keefektifan cognitive behavior therapy (CBT) untukmenurunkan tingkat kecemasan dan meningkatkan kualitas hiduptahanan/narapidana penyalahguna napza di rumah tahanan kelas 1surakarta.Tesis. Program Studi Kedokteran Keluarga Pasca Sarjana Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
  27. Passer, M., M. & Smith, R., E. (2007). Psychology: The science of mind andbehavior(3rded). New York: McGraw-Hill.
  28. Ramaiah. (2003). Kecemasan: Bagaimana mengatasi penyebabnya. Jakarta:Pustaka Obor.
  29. Rosyidah, R., & Nurdibyanandaru, D. (2010)..Dinamika emosi pecandunarkotikadalam masa pemulihan.Fakultas Psikologi Universitas Airlangga SurabayaInsan. 12 (2) 113 –118.
  30. Rusdi, A. (2016). Efektivitas Salat Taubat dalam Menigkatkan Ketenangan Jiwa. Laporan Penelitian. Yogyakarta. Program Studi Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.
  31. Safaria, T & Saputra, N., E (2009). Manajemen emosi sebuah panduan cerdasbagaimana mengelola emosi positif dalam hidup anda. Jakarta:BumiAksara.
  32. Saleh, A. ,Y. (2010). Berdzikir untuk kesehatan syaraf. Jakarta: Zaman.
  33. Sari, A., E. (2015). Pengaruh Pengalaman Dzikir Terhadap Ketenangan Jiwa diMajlisul Dzakirin Kamulan Durenan Trenggalek. Skripsi.InstitutAgamaIslam Negeri Tulungagung.
  34. Sholeh. (2005). Tahajud Manfaat Praktis Ditinjau Dari Ilmu Kedokteran TerapiReligius. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  35. Sholihah, Q. (2015). Efektivitas Program P4GN Terhadap PencegahanPenyalahgunaan NAPZA. Jurnal Kesehatan Masyarakat (KEMAS) 9 (1)153-159
  36. Solihin dan Rosihon, A. (2002). Kamus Tasawuf.Bandung: Remaja RosdaKarya.
  37. Supratiknya. (2006). Komunikasi antar pribadi: Tinjauan psikologis. Yogyakarta:Kanisius
  38. Syukur, A. (2007). Dzikir Menyembuhkan Kankerku. Bandung: Hikmah
  39. Syukur, M., A.(2010) Sufi Healing (Terapi dalam Literatur Tasawuf).Walisongo Semarang: DIPA IAIN Walisongo.
  40. Yosep, I. (2013). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
  41. Yurisaldi. (2010). Berdzikir untuk kesehatan saraf. Jakarta: Zaman.