Main Article Content

Abstract

Research on the practice of collecting Value Added Tax (VAT/PPN) on service exports carried out in Indonesia uses two conflicting principles, namely the destination principle and the origin principle. The application of these two principles can eliminate the essence of VAT neutrality and lead to double taxation and unintended double taxation. According to the OECD, the most appropriate principle to apply in VAT collection is the destination principle. This normative research was conducted in order to obtain answers regarding the influence of the OECD Guidelines on International VAT/GST on VAT regulation on service exports in Indonesia. The results of the study conclude that although the OECD Guidelines on International VAT/GST is a type of soft law that is not binding on Indonesia, indirectly, by declaring itself to implement the BEPS action plan comprehensively, the government has voluntarily demonstrated its commitment to implementing the OECD guidelines which relating to VAT, including the International VAT/GST Guidelines. In other words, the destination principle is the only principle that should be used in collecting VAT on service exports in Indonesia.

Keywords

Destination principle export in services soft law value added tax

Article Details

Author Biography

Fadhilatul Hikmah, Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Departemen Hukum Pajak, Fakultas Hukum
How to Cite
Hikmah, F. (2020). The Organisation For Economic Cooperation And Development Guidelines Dan Pengaruhnya Terhadap Pengaturan Pajak Pertambahan Nilai Atas Jasa Di Indonesia. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 27(3), 639–659. https://doi.org/10.20885/iustum.vol27.iss3.art10

References

  1. Buku
  2. Amiruddin dan Asikin, Zainal, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006
  3. Sukardji, Untung, Pokok-pokok Pajak Pertambahan Nilai di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007
  4. Soekanto, Soerjono dan Mamudji Sri, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Pers, Jakarta, 2010
  5. Jurnal
  6. A.L., Bovenberg, “Destination- and origin-based taxation under international capital mobility”. Int Tax Public Finan 1, 1994
  7. Byrnes, Gerald A., “Consumption by Destination: The Practical Aspects of Adopting the Destination Principle”, 66 Hastings L.J. 1443, 2015
  8. Charlet, Alain dan Stephane Buydens, “The OECD International VAT/GST Guidelines: Past and Future Development, World Journal of VAT/GST Law, Volume 1 Issue 2, 2012
  9. Charlet, Alain and Jeffrey Owens, “An International Perspective on VAT”, Tax Notes Int’l, September 20, 2010
  10. Ebrill, Liam, Keen Michael, Perry, V., "17 Interjurisdictional Issues”, International Monetary Fund, 2001
  11. Kristoffersson, Eleonor, “Comparative Studies of National Law in the EU Harmonized VAT”, Nordic Tax Journal, Volume 2016: Issue 1, 2016.
  12. Sabina, Hodzic and Celebi, Hulya, “Value-added tax and its efficiency: EU-28 and Turkey”, UTMS Journal of Economics, Vol. 8, Iss. 2, 2017
  13. Artikel online
  14. Zainal Arifin, Nanang, “BEPS dalam Kerangka Kerja Sama G20 dan Implementasinya kepada Indonesia”, 2014, dalam http://www.perpustakaan.kemenkeu.go.id/FOLDERJURNAL/2014_kajian_pkppim_BEPS%20Dalam%20Kerangka%20Kerja%20Sama%20G20%20D.pdf
  15. Hellerstein, Walter, “A Hitchhiker’s Guide to the OECD’s International VAT/GST Guideline”, 2015, dalam http://digitalcommons.law.uga.edu/cgi/ viewcontent.cgi?article=2062&context=fac_artchop
  16. Gurria, Angel, “Harmony and Dissonance in International Law”, 2011, dalam http://www.oecd.org/unitedstates/harmonyanddissonanceininternationallaw.htm
  17. Setiawan, Sigit, “Kontribusi Jasa dan Perdagangan Lintas Batas Bagi Rumusan Strategi Baru Pertumbuhan Ekonomi”, 2011, dalam http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Kontribusi%20Industri%20Jasa%20dan%20Perdagangan%20Jasa%20Lintas%20Batas_Sigit%20Setiawan.pdf
  18. Internet
  19. Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id/.
  20. Peraturan Perundang-undangan
  21. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49)
  22. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor: 50)
  23. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa dan Penjualan atas Barang Mewah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264)
  24. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133)
  25. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 211)
  26. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasadan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150)
  27. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
  28. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.03/2010 Tentang Batasan Kegiatan dan Jenis Jasa Kena Pajak yang atas Ekspornya dikenai PPN
  29. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-145/PJ/2010 Tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai Atas Jasa Perdagangan