Main Article Content
Abstract
Ibuprofen merupakan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Salah satu permasalahan yang dimiliki oleh ibuprofen ialah ibuprofen praktis tidak larut dalam air. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kelarutan ibuprofen dalam sistem dispersi padat dengan teknik kneading. Dispersi padat dengan teknik kneading dan campuran fisik disiapkan dengan perbandingan ibuprofen-Sodium Starch Glycolate (SSG) 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4 b/b. Dispersi padat dengan teknik kneading disiapkan dengan pembuatan pasta menggunakan pelarut air dan etanol 96%, yang kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 500C selama 24 jam. Interaksi dispersi padat dianalisis dengan spektrofotometer inframerah, dan uji disolusi dilakukan dengan metode keranjang dengan medium disolusi berupa dapar fosfat pH 7,2 dengan kecepatan putar 100 rpm pada suhu 37° ± 0,5°C selama 60 menit. Karakterisasi dispersi padat dilakukan berdasarkan uji spektrofotometri inframerah, uji disolusi, dan uji ukuran partikel. Parameter uji disolusi yang digunakan pada penelitian ini adalah Dissolution Efficiency (DE10, DE30, dan DE60). Data yang didapatkan dari uji tersebut dianalisis secara statistik menggunakan one way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil uji spektra inframerah menunjukkan bahwa ada pergeseran dalam spektra dari dispersi padat maupun campuran fisik. Hasil tersebut menandakan adanya interaksi antara ibuprofen dan SSG. Hasil uji disolusi menunjukkan bahwa peningkatan jumlah SSG sebagai pembawa dapat menurunkan kelarutan dispersi padat dengan teknik kneading. Untuk campuran fisik, peningkatan jumlah SSG dapat meningkatkan kelarutan sampai level tertentu, dan selanjutnya mengalami penurunan kelarutan. Hasil uji disolusi terbaik diperoleh dari formula campuran fisik 1:1, dengan selisih nilai DE60 sebesar 12,23 dibandingkan dengan ibuprofen murni.
Keywords
Article Details
Authors who publish in the Jurnal Ilmiah Farmasi agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant Jurnal Ilmiah Farmasi right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution Licence that allows others to adapt (remix, transform, and build) upon the work non-commercially with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in Jurnal Ilmiah Farmasi.
- Authors are permitted to share (copy and redistribute) the journal's published version of the work non-commercially (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in Jurnal Ilmiah Farmasi.