Main Article Content

Abstract

The 1998 reforms opened a new discourse on the direction of the Indonesian constitutional system. There were six aspects that became the demand for the reform at the time, one of which was the rearrangement of central and regional relations, by bestowing autonomy to the regions to the broadest extent possible. In relation to this particular issue, the formulation of the problems in this paper is as follow: first, how is the complexity of the problem of regional autonomy in Indonesia, especially in terms of authority? Second, what are the implications of the complexity of the problem for the existence of the Unitary Republic of Indonesia. The method used in this research is juridical normative, where the focus of data collection and exploration is through literature study and supported by interviews. This study concludes, firstly, the complexity of the problem of regional autonomy is triggered by, among others, the efforts of decentralization in the Regional Government Law after reform. Whereas Indonesia with a very broad cultural background and regional reality, is more suitable to be managed in the form of an expanded asymmetric decentralization model. Secondly, if the relationship between the central government and the regions is managed centrally it has the potential to cause resistance from the regions, it can threaten the existence of the Republic of Indonesia.

Keywords

Complexities regional autonomy unitary state

Article Details

Author Biography

Despan Heryansyah, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Pascasarjana Hukum
How to Cite
Huda, N. matul, & Heryansyah, D. (2019). Kompleksitas Otonomi Daerah Dan Gagasan Negara Federal Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 26(2), 238–258. https://doi.org/10.20885/iustum.vol26.iss2.art2

References

  1. Buku
  2. Habibie, BJ., Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, THC Mandiri, Jakarta, 2006.
  3. Hatta, Mohammad, Kedaulatan Rakyat, Usaha Nasional, Surabaya, 1967.
  4. _______, Ke arah Indonesia Merdeka (1932), Dalam Kumpulan Karangan, Jilid I, Bulan Bintang, Jakarta, 1976.
  5. Huda, Ni’matul, Desentralisasi Asimetris dalam NKRI; Kajian terhadap Daerah Istimewa, Daerah Khusus, dan Otonomi Khusus, Cet. Ke-satu, Nusa Media, Bandung, 2014.
  6. Miles, Mattew B. dan A. Michael Haberman, Analisis Data Kualitatif, UI Press, Jakarta, 1992.
  7. Rais, Amien, Suara, Amien Rais Suara Rakyat, Gema Insani Press, Jakarta, 1998.
  8. Simorangkir, Bonar dkk, Otonomi atau Federalisme, Cetakan kesatu, Pustaka Sinar Harpan, Jakarta, 2000.
  9. Suriasumantri, Jujun S, Ilmu dalam Perspektif Modal, Sosial, dan Politik: Sebuah Dialog tentang Keilmuan Dewasa ini, Gramedia, Jakarta, 1986.
  10. Tasrin, Krismiyati, dkk. (Tim Penulis), Kajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris di Indonesia, Pusat Kajian Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I Lembaga Administrasi Negara, Bandung, 2012.
  11. Jurnal
  12. Heryansyah, Despan, “Peran Pemuda dalam Masa Depan Pancasila”, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, No. 4, Vol. 21, Oktober 2014.
  13. Jaweng, Robert Endi, “Kritik Terhadap Desentralisasi Asimetris di Indonesia”, Jurnal Analisis CSIS, Vol. 40, No. 2, Juni 2011.
  14. Pratama, Andhika Yudha, “Pelaksanaan Desentralisasi Asimetris dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah di Era Demokrasi”, Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 28, Nomor 1, Februari 2015.
  15. Ridwansyah, Muhammad, “Upaya Menemukan Konsep Ideal Hubungan Pusat-Daerah Menurut UUD NRI Tahun 1945”, Jurnal Konstitusi, Vol. 14, Nomor 4, Desember 2017.
  16. Soemantri, Sri, Jurnal Pasar Modal Indonesia, Januari Tahun 2000.
  17. Makalah Seminar
  18. Moebyarto, “Pertumbuhan ke Pembangunan Berkelanjutan", P3PK UGM dan PPK UGM, Yogyakarta, 23-25 Agustus 1993.
  19. Koran
  20. Republika, 6 Desember 1999.
  21. Tesis
  22. Despan Heryansyah, Pergeseran Politik Hukum Otonomi Daerah; Studi terhadap Undang-Undang Pemerintahan Daerah Pasca Reformasi, Tesis, Pasca Sarjana Hukum UII Yogyakarta, 2016.
  23. Peraturan Perundang-Undangan
  24. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60.
  25. Undang-Umdamg Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437.
  26. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587.
  27. Putusan Pengadilan
  28. Putusan Nomor 137/PUU-XIII/2015 tentang Pengujian Undng-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
  29. Putusan Nomor 56/PUU-XIV/2016 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
  30. Website
  31. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180520191547-20-299808/ pemerintah-dinilai-gagal-jalankan-enam-agenda-reformasi diakses pada tanggal 13 September 2018.