Main Article Content

Abstract

Fee for Acquisition of Land and Building (BPHTB) is an obligatory fee that must be paid by any parties receiving rights over land and building. In order to get certainty in paying BPHTB, it is necessary to change the values used as the standard in calculating BPHTB. This research discusses: first, what is the difference of transaction value gap with (NJOP PBB) in SPPT PBB? Second, what values that can be selected to be used as the standard of calculating BPHTB? This research was conducted using normative method supported by primary data. The findings conclude that: first, transaction values are generally higher than NJOP PBB written in SPPT PBB. Second, in order to gain certainty in the payment of BPHTB, it is necessary to set a reasonable value in NJOP PBB as written in SPPT PBB to be used as a standard in calculating BPHTB

Keywords

Cost calculating rights over land and building

Article Details

Author Biography

R. Murjiyanto, Universitas Janabadra

Fakultas Hukum
How to Cite
Murjiyanto, R., & Ismaya, S. (2016). Menetapkan Pilihan Nilai Jual Obyek Pajak Bumi dan Bangungan sebagai Dasar Penghitungan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 23(1), 142–161. https://doi.org/10.20885/iustum.vol23.iss1.art8

References

  1. Ahmadi, Wiratni, Sinkronisasi Kebijakan Pengenaan Pajak Tanah Dengan Kebijakan Pertanahan di Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung 2006.
  2. Al Rashid, Harun, Sekilas Tentang Jual Beli Tanah (Berikut Peraturan-peraturannya), Ghalia Indonesia, Jakarta, 1987.
  3. Barata, Atep Adya, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Menghitung Obyek Pajak dan Cara Pengajuan Keberatan Pajak, PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta 2003.
  4. Harinsari, Ratih, Tjahjanulin Domai, Abdul Wachid, Efektivitas Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kediri (Studi pada Dinas Pendapatan Kabupaten Kediri), Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2 April 2013.
  5. Harsono, Budi, Hukum Agraria Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2007.
  6. Imbing, Ovelia Veradina, Analisis Penetapan NJOP dan Implikasinya Terhadap Penerimaan PBB di Kota Manado, Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi (EMBA) Vol. 1 No. 3 Juni 2013.
  7. Jeddawi,Murtir, Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah (Analisis Kewenangan, Kelembagaan, managemen Kepegawaian, dan Peraturan Daerah), Total Media, Yogyakarta, 2008.
  8. Prasetyo, Priyo Katon, Interaksi Kepentingan Dalam Penentuan Bea Perolehan Hak Atas Tanah, Jurnal Agraria dan Pertanahan, Volume 1, No. 1, 2015, hlm. 74-83.
  9. Pudiatmoko, Sri Y, Pengantar Hukum Pajak, Penerbit Andi offset, Yogyakarta, 2002.
  10. Sumardjono, Maria S.W, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi & Implementasi, PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2002.
  11. Suratman, dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, 2012.
  12. Sutedi, Adrian, Hukum Pajak dan Retribusi Daerah, Ghalia Indonesia, Bogor. 2008.
  13. Wahjono, Padmo, Undang-Undang Perpajakan Beserta Penjelasan dan Peraturan Pelaksanaan, Ghalia Indonesia, Jakarta.
  14. Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum Dalam Prak, 1984tek, Sinar Grafika, Jakarta, 1991.
  15. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 No. 3688)
  16. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan bangunan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 9)
  17. Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5049).