Main Article Content
Abstract
Maamun sebelumnya terpilih menjadi Gubernur Provinsi Riau selama periode 2014-2019. Pada 25 September 2014, Annas Maamun ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena menerima suap sebagai usulan untuk menerima revisi konversi hutan di Kuantan Singingi, Riau seharga Rp. 2 miliar. Fakta tersebut menjadikan Pemerintah Provinsi Riau berada dalam situasi krisis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan bagaimana Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau melaksanakan kegiatan komunikasi krisis. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini berusaha menjelaskan beberapa cara untuk menangani krisis. Selain itu, juga akan dijelaskan beberapa faktor pendukung dan penghambat komunikasi krisis. Faktor pendukung diantaranya adalah menggunakan sistem komunikasi satu gerbang, menyediakan saluran tatap muka seperti reporter ruangan khusus, strategi pesan yang ditujukan untuk menunjukkan kepedulian, dan memaksimalkan saluran media massa. Sementara itu, untuk faktor penghambatnya, adalah rencana krisis tidak memiliki SOP tetap, isolasi PR di awal krisis, respon krisis yang tidak segera, tim komunikasi krisis yang tidak terstruktur, dan saluran komunikasi daring yang tidak digunakan secara optimal dan kehadiran juru bicara eksternal.
Article Details
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
How to Cite
Mistar, D. G., & Dewi, M. (2018). Komunikasi Krisis Pemerintahan (Studi Kasus Pada Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Riau Pasca Kasus Suap Annas Maamun Tahun 2014). Jurnal Komunikasi, 11(2), 177–187. https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol11.iss2.art5