Main Article Content

Abstract

If the Election Head of Region can be used as a momentum of fundamental change, thus the attendence of independent candidate is absolute and cannot be bargained. Practically and theorethically, independent candidate is significant.

Keywords

fundamental change

Article Details

Author Biography

elsa fais

Silahkan diterbitkan
How to Cite
fais, elsa. (2016). Urgensi Calon Independen Dalam PemlUhan Kepala Daerah Langsung. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 13(1), 69–84. https://doi.org/10.20885/iustum.vol13.iss5

References

  1. Amai, Ichlasul (ed), 1996. Teon-Teori Mutakhir Partai Politik, Yogyakarta: PT Tiara Wacana.
  2. Bandore,Bantarto dkk. (penyunting). 1995. Refleksi Setengah Abad Kemerdekaan Indonesia, Jakarta: CSIS.
  3. Casties, Lance 2004. "Pemilu 2004 dalam Konteks Komparatif dan Histons",
  4. Yogyakarta: Pustaka Peiajar.
  5. C.S.T. Kansii dan Julianto,1987. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Jakarta: Eriangga.
  6. Denni Indrayana, Tiikada: Demokratis atau Anarkis", makalah Diskusi PublikBertema Implikasi Politik DanHukum Pencalonan Pilkada Tanpa Mekanisme Konvensiyang diseienggarakan oieh impress bekerjasama dengan SKH kedauiatan Rakyat, tanggal 1April 2005 di Yogyakarta.
  7. Dhakidae, Daniel. 2003, Cendekiawan danKekuasaan dalam.Negara Orde Baru, Jakarta: Gramedia Pustaka.
  8. Hadiz, Verdi R, 2005. Dinamika Kekuasaan Ekonomi Politik Indonesia Pasca
  9. Soeharto. Jakarta: LP3ES
  10. Harun Alrasid, "Jabatan Presiden Republik Indonesia" , Dies rede pada Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke 56 Universitas Islam Indonesia, 8 November 1999.
  11. Irsyam, Mahrus dan Romiy, Lily (ed.), 2003. Menggugat Partai Politik, Jakarta: Laboratorium llmu Politik Fisipo! UI.
  12. Ismanto, ign (dkk), 2004. Pemilihan Presiden Secara Langsung 2004, Dokumntasi, Analisis dan Kritik. Jakarta: Kerjasama Kementrian Riset dan Teknologi dan Departemen Politik dan Perubahan
  13. Sosiai CSiS
  14. J. Linz, Juan, 2001, MenjauhiDemokrasiKaum Penjahat, Belajar dari Kekeliruan Negara-Negara Lain. Bandung, Mizan
  15. Karim,Rusii 1993. Peijaianan Partai Politik Di Indonesia; Sebuah PotretPasangSun/t, Jakarta: Rajawali Pers
  16. Khoiruddln.2004. Partai politik dan Agenda Transisi Demokrasi. Yogyakarta:
  17. Pustaka Peiajar Liddle, R.Wiliiam,1992. Partisipasi dan Partai Politik Indonesia Pada Awal Orde Baru. Jakarta: Pustaka Utama GrafitiLipjhart,
  18. Arendj, 1995. Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial. Jakarta:
  19. PT Raja Grafindo Persada Sarton,George. 1977. TheIncubation of Western Culture In The Middle East, di Indoneslakan oieh Moh. Ridwan Assegaf. Surabaya: Pustaka Progessif.
  20. Sastrotomo, Soebadio, 1987. Perjuangan Revolusi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Syahiir, 1986. EkonomiPolitik KebutuhanPokok, Sebuah Tinjauan ProspeW/f, Jakarta: LP3ES
  21. Syaidam, Gouzali (ed).1999. Dari Bilik Suara Ke Masa Depan Indonesia, Potret Konflik politik Paca Pemiiu DanNasib Reformasi. Jakarta: PTRaja Grafi.ndo Persada.
  22. Kompas, 5 Agustus 2002.
  23. Kompas, 11 Februari 2005.
  24. Kompas, 6 September 2005
  25. Kompas 26 Desember 2005
  26. Jawa Pos, 12Agustus 2005.
  27. Jawa Pos, 2 Januari 2006
  28. Suara Pembaruan, 10 Desember 2004
  29. www.pikiranrakyat, 4 September 2004
  30. Media Indonesia Online, 09 Desember 2005
  31. www.cetro.or.id, 20 Agustus 2001
  32. AT institute Online, 03 Februari 2006
  33. Suara Merdeka Online,29 Juni 2005
  34. Election Guide - IFES website, www ifes.org/eguide/turnout2004.htm
  35. Press Release Cetro, Walhi, ICW, Tl-I, PSHK,
  36. PERLUDEM,F0RMAPPI,15 November 2005, dalam www.cetro. or.id.