Main Article Content

Abstract

Reaksi obat yang tidak dikehendaki atau yang dikenal dengan ADR (Adverse Drug Reaction) merupakan respon pasien terhadap obat yang berbahaya dan tidak diharapkan yang terjadi pada penggunaan obat dengan dosis normal untuk tujuan profilaksis, diagnosis, terapi suatu penyakit, maupun modifikasi fungsi fisiologis. Obat yang telah diketahui dapat menimbulkan hepatotoksisitas atau kerusakan fungsi hepar adalah golongan antimikobakteri yang digunakan dalam pengobatan tuberkulosis (TB) paru. Pasien tuberkulosis harus menggunakan obat secara teratur sampai periode pengobatan selesai. Penggunaan OAT (Obat Antituberkulosis) secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama dapat menimbulkan ADR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian hepatotoksisitas pada pasien tuberkulosis paru serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hepatotoksisitas. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan studi cross sectional. Pasien yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pasien yang mendapatkan regimen terapi antituberkulosis di RSUD Tangerang pada periode 2006 - Februari 2009. Penilaian kejadian hepatotoksisitas berdasarkan adanya peningkatan kadar AST/ALT serum. Hasil penelitian dari 55 pasien menunjukkan bahwa kejadian hepatotoksik sebesar 38,2%. Hasil uji statistik menggunakan analisis Regresi Binary Logistik dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan jenis kelamin laki-laki dan penggunaan obat hepatotoksis lain memiliki pengaruh terhadap kejadian hepatotoksik. Selain itu terdapat faktor yang dapat mengurangi kejadian hepatotoksik diantaranya penghentian obat, penggantian obat, dan pemberian curcumin.

 

Keywords

antituberkulosis faktor risiko hepatotoksisitas tuberkulosis paru

Article Details