Main Article Content

Abstract

Artikel-artikel yang terbit di Jurnal Komunikasi Volume 18, Nomor 2, 2024 masih melanjutkan kecenderungan kajian-kajian sebelumnya yang terbit di Jurnal Komunikasi edisi sebelumnya. Kajian tersebut memberikan perhatian pada kehadiran media digital atau secara khusus media sosial. Penetrasi internet dan media sosial yang semakin luas di masyarakat (APJII, 2022) tampaknya menarik perhatian lebih banyak peneliti di Indonesia untuk mengkaji fenomena tersebut.  Menariknya, kajian-kajian itu lebih memberikan perhatian pada kontribusi penting kehadiran media digital bagi pemberdayaan dan juga perlawanan masyarakat atau yang sering dikenal luas sebagai netizen dalam mendorong perubahan. Kajian ini bukanlah sama sekali baru karena banyak peneliti sebelumnya telah memberikan perhatian pada media digital dalam mendorong perubahan (Lim, 2017; Rianto, 2023; Suwana, 2020; Valera-Ordaz & López-García, 2019), tetapi luasnya bidang ini telah membuka area-area penelitian yang baru. Digital activsm tidak hanya masuk dalam ranah politik (Saud & Margono, 2021; Suwana, 2020), tetapi juga mencakup gerakan-gerakan yang lebih luas, termasuk meluasnya budaya pembatalan (Driessen, 2023; Rutledge, 2021; Verga et al., 2021) atau gerakan berorientasi pada pola hidup berkelanjutan (Cahyaningtyas et al., 2021). Hasil-hasilnya pun tergantung pada banyak faktor  (Lim, 2017; Rianto et al., 2024).  Pada edisi ini, hanya satu artikel yang tidak membahas kajian media digital, yakni kajian yang dilakukan oleh Ismail & Wijaksono. Fokusnya pada voluntarisme masyarakat dalam menanggulangi pandemi Covid-19. 

Keywords

Digital Activism Politik Representasi

Article Details

How to Cite
Rianto, P. (2024). Digital Activism, Bahasa, dan Politik Representasi Film. Jurnal Komunikasi, 18(2). https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol18.iss2.editorial

References

Read More

Most read articles by the same author(s)

> >>