Main Article Content

Abstract

The formulation of criminalization policy is different among local regulation for each district. Some of the local regulations raise problems because criminal regulations are in contradiction the higher regulation. In addition, the sanctions imposed by the district
regulations are different. The problems raise because there is no definite guidelines, and because ofthe difference between one act and another. Therefore, itis necessary to find out the criminalization and synchronism pattern in the district regulation which involves
the vertical and horizontal synchronism.

Keywords

criminalization policy criminal regulations synchronism

Article Details

How to Cite
prasetyo, teguh. (2006). Kebijaksanaan Kriminalisasi Dalam Perda Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 12(28), 77–95. https://doi.org/10.20885/iustum.vol12.iss28.art6

References

  1. Daftar Pustaka
  2. Arbi, Sutan Zanti, dan wayan Ardhana,
  3. Rancarigar] Penelitian Kebijakan
  4. Sosial, Jakarta: Rajawali, 1984.
  5. Arif, Barda Nawi, Bunga Rampai Kebijakan
  6. Hukum Pidana, Bandung: PT. Citra
  7. Aditya Bakti, 1996.
  8. Dwiyanto, Agus, dkk, Reformasi Tata
  9. Pemerintahan dan Otonomi Daerah,
  10. Yogyakarta: PusatStudi Kependudukan
  11. dan Kebijakan Universitas Gadjah
  12. Mada, 2003.
  13. Huda, Nl'matul, "Pengawasan Pusat terhadap
  14. Daerah (Kajian terhadap Peraturan
  15. Daerah "Bermasalah")", artikel dalam
  16. Jumal Hukum FH Ull Yogyakarta, No.
  17. Vol.10-2003.
  18. Ka'bah, Rifyal, "Pidana Islam sebagai
  19. Pelaksanaan Syari'at Islam di Provensl
  20. Nangroe Aceh Darussalam", Makalah
  21. dipresentasikan dalam Pokja Peradilan
  22. Agama diRekemas Mahkamah Agung,
  23. Semarang; 27-30 September 2004.
  24. , Penegakan Syari'at Islam dilndonesia,
  25. Jakarta: Khairul-feyang, 2003.
  26. Kuncoro, Mudrajad, Otonomi &Pembagunan
  27. Daerah: Reformasi, Perencanaan,
  28. Strategi, dan Peluang, Yogyakarta:
  29. Eriangga, 2004.
  30. Ketetapan-ketetapan MPR Rl Tahunan MPR
  31. Rl 7-18Agustus 2000, Jakarta; Penerbit
  32. CV.EkoJaya, 2000.
  33. Manan, Bagir, Hubungan Antara Pusat dan
  34. Daerah Menurut UUD 1945, Jakarta:
  35. Pustaka Sinar Harapan, 1994.
  36. • , Menyongsong FajarOtomoni Daerah,
  37. Yogyakarta: PSH FH Ull, 2002.
  38. , TeoridanPolitik Kinstitusi, Yogyakarta:
  39. FHUll Press, 2003.
  40. MawardI, Oentarto Sindung, "Permasalahan
  41. Implementasi Undang-undang No. 22
  42. Tahun 1999". artikel dalam Jurnai
  43. Hukum Bisnis, Volume 23-No.1-Tahun
  44. , Jakarta.
  45. Musllmah, Amrah, Aspek-aspek Hukum
  46. Otonomi Daerah, Bandung: Alumni,
  47. Poernomo, Bambang, Asas-asas Hukum
  48. Pidana, Cet.'ke-VI, Jakarta: Ghalia In
  49. donesia, 1992.
  50. , Kapita Seiekta
  51. Hukum Pidana, Yogyakarta: Liberty,
  52. , Orientasi
  53. Hukum Acara Pidana Indonesia,
  54. Yogyakarta: Amarta Buku, 1988.
  55. , Pola DasarTeoii
  56. dan Azas Umum Hukum Acara Pidana,
  57. Yogyakarta: Liberty, 1988.
  58. N., Jha, dan Mathur, P.C., Decentralization
  59. and Local Politics, New Delhi: Sage
  60. Publications, 1999.
  61. Saundajang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke
  62. Daerah, Jakarta: Sinar Harapan, 1999.
  63. Schaffmeister, D., (et.al.), Hukum Pidana,
  64. Yogyakarta: Liberty, 1995.
  65. Soehino, Perkembangan Pemerintahan di
  66. Daerah, Get. Ke-VI, Yogyakarta: Liberty,
  67. Soejito, Irwan, Hubungan Pemerintah Pusat
  68. dan Daerah, Jakarta: Rineka Gipta,
  69. Sudarto, Hukum Pidana dan Perkembangan
  70. Masyarakat: Kajian Terhadap
  71. Pembaharuan Hukum Pidana,
  72. Bandung: Sinar Baru, 1983.
  73. Syaukani HR. Menatap Harapan Masa Depan
  74. Otonomi Daerah, Kutai: Lembaga
  75. Pengembangan Pemberdayaan Kutai,
  76. t.t.
  77. Thaib, Dahlan, (et al), Teori dan Hukum
  78. Konstitusi, Ck. Ke-IV, Jakarta: Raja
  79. Grafindo Persada, 2004.
  80. "Konsepsi Kedaulatan Rakyat , Kedaulatan Rakyat Negara Hukum
  81. menurut Undang-undang Dasar 1945 dan Konstitusi, Yogyakarta: Leberty,
  82. dan Implementasinya dalam Praktek 1999.
  83. Ketatanegaraan: Studi Tentang MPR Daerah dan Daerah
  84. sebagai Pe aku Kedaulatan Rakyat g
  85. Sepenuhnya", Disertasi, Bandung: Pro- Persada 2002
  86. gram Pacasanana, UNPAD, 2000.