Main Article Content

Abstract

Industri makanan di Indonesia bukan hanya memenuhi kebutuhan dari masing-masing individu, namun juga memenuhi gaya hidup. Dari konteks tersebut penulisan ini menghubungkan kebutuhan manusia yang paling utama yaitu makanan. Sate taichan merupakan kuliner yang tergolong baru, karena cukup berbeda dengan sate kebanyakan. Sate taichan melalui proses produksi yang mudah dan cepat, serta membutuhkan modal yang tidak begitu banyak sehingga diharapkan memiliki harga jual yang murah untuk target pasar anak hingga remaja di Kabupaten Kudus. Sate Taichan merupakan makanan yang cukup baru terlebih di Kabupaten Kudus, serta pembaharuan jenis makanan termasuk relatif cepat dengan mengikuti tren yang sedang naik di media sosial dan perkembangan tersebut baik dari segi inovasi jenis dan produk makanan. Penelitian ini berfokus kepada perkembangan usaha Rumah Makan Sate Taichan Plaza yang menyajikan kuliner dengan menggunakan metode pemasaran di media sosial seperti Instagram dan Tiktok.

Keywords

kuliner Kabupaten Kudus sate taichan pemasaran media sosial endorsement kuliner Kabupaten Kudus sate taichan pemasaran media sosial endorsement

Article Details

Author Biographies

Fairuz Abyan Abid Daffa, Universitas Islam Indonesia

 

 

Istyakara Muslichah, Universitas Islam Indonesia

 

 

How to Cite
Daffa, F. A. A., & Muslichah, I. (2023). Rancang Bangun Bisnis pada Perusahaan Rumah Makan Sate Taichan Plaza. Selekta Manajemen: Jurnal Mahasiswa Bisnis & Manajemen, 2(2), 78–85. Retrieved from https://journal.uii.ac.id/selma/article/view/28356

References

  1. Atmasari, R. (2016) 10 Kuliner Kudus Ini Dijamin Pecah Dimulut, pojoksatu.id. Tersedia pada: https://pojoksatu.id/life-style/2016/07/01/10-kuliner-kudus-ini-dijamin-pecah-dimulut/ (Diakses: 13 Mei 2023).
  2. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus (2022) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kudus (Jiwa), 2020-2022, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus. Tersedia pada: https://kuduskab.bps.go.id/indicator/12/43/1/jumlah-penduduk-kudus-menurut-jenis-kelamin.html (Diakses: 13 Mei 2023).
  3. Izzaty, R.E. et al. (2007) “Perkembangan Peserta Didik,” Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, hal. 192. Tersedia pada: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr. Rita Eka Izzaty, S.Psi., M.Si./Buku PPD-revisi akhir.pdf.
  4. Kotler, P. dan Keller, K.L. (2016) Marketing Management. 15 ed. London: Pearson Education Limited.
  5. Kuncoro, M. (2006) Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Diedit oleh W.C. Kristiaji. Jakarta: Erlangga.
  6. Li, C. dan Bernoff, J. (2011) Groundswell, Expanded and Revised Edition: Winning in a World Transformed by Social Technologies. Boston: Harvard Business Review Press.
  7. Marbun, B.N. (2003) Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
  8. Osterwalder, A. dan Pigneur, Y. (2012) Business Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers. Hoboken: John Wiley and Sons, Inc.
  9. Sate Taichan Plaza (2022) Sate Taichan Plaza, Google Maps. Tersedia pada: https://www.google.com/maps/place/Sate+Taichan+Plaza/@-6.8134454,110.8307168,15z/data=!4m6!3m5!1s0x2e70c537dcaed357:0x6dc7932b695bab2!8m2!3d-6.8134454!4d110.8307168!16s%2Fg%2F11tc8kzngb (Diakses: 13 Mei 2023).
  10. Tjosvold, D. (1991) The Conflict-Positive Organization. Menlo Park: Addison-Wesley.

Most read articles by the same author(s)