Fenomena gempa bukanlah hal yang baru. Gempa merupakan gejala alam yang sudah berlangsung cukup lama, bahkan merupakan peristiwa yang tersurat da'am Al Our-an walaupun ilmu yang dibawa AlQur'an menyatakan bahwa gempa adalah salah satu ujud peringatan atau ujian Allah SWT yang ditujukan kepada ummatnya. Namun tidak berarti manusia hanya pasrah diri menerima tanpa upaya menanggulanginya.

Sesuai dengan tugas manusia di bumi adalah sebagai khalifah yang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap kemaslahatan ummat, maka perlu mulai mengusahakan sedemikian rupa gempa yang terjadi tidak diterjemahkan sebagai laknat yang tidak tertanggulangi, namun merupakan gejala alam yang harus diusahakan agar pengaruh negatif gempa tersebut menjadi sekecil mungkin. Oleh karena itu dalam prinsip pembangunan, perencanaan bangunan diharapkan bangunan tidak mengalami kerusakan apabila terjadi suatu gempa kecil. Apabila terjadi gempa sedang maka bangunan tersebut diharapkan hanya terjadi kerusakan nan struktur baru bila terjadi gempa besarmaka bangunan yang direncanakan dapat terjadi kerusakan struktur tetapi tidak terjadi keruntuhan.

Namun demikian, ternyata gempa yang terjadi dari waktu ke waktu masih sangat jarang yang tercatat menjadi data yang komplit, sehingga rumus pendekatan yang digunakan untuk menghitung gaya gempa yang terjadi kurang akurat. Kondisi  tersebut makin Nampak jelas karena rumusan-rumusan perhitungan gempa pada dasarnya belum dapat mengakomodasikan semua variabel yang berpengaruh akibat terjadinya gempa, maka dari itu perhitungan pengaruh gempa masih perlu disempurnakan dan diusahakan untuk lebih praktis agar dapat digunakan oleh para praktisi dalam perencanaan suatu bangunan. Misalnya, terjadinya gempa yang cukup besar beberapa waktu yang lalu, baik di Lampung Barat pada 16 Februari 1994, yang hanya 6 detik sudah memporak porandakan seluruh kota Liwa dan sekitarnya, serta gempa di pantai banyuwangi yang mampu menimbulkan gelombang Tsunami yang cukup besar pada bulan Juni 1994 yang mengakibatkan karamnya perumahan nelayan di sepanjang pantai. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh gempa ini mempunyai sifat perusak yang sangat besar.

 

Sesuai dengan awal bahasan  bahwa gempa bukanlah laknat Allah tetapi merupakan fenomena alam yang haras dipelajari dan diusahakan uhtuk ditanggulangi, setidak tidaknya untuk mengurangi factor risiko menjadi sekecil mungkin. Berpijak dan kejadian itulah maka nampaknya membicarakan masalah gempa menjadi topik yang menarik untuk dikaji. Mengingat bahwa peraturan tentang gempa masih relative baru di Indonesia, maka tinjauan terhadap gempa dan penanggulangannya ini akan dapat memberikan kontribusi dalam penyempurnaan peraturan tentang bangunan tahan gempa ataupun penyempurnaan dalam perencanaannya.

 

Dalam kaitan itu, maka UNISIA kali ini mengangkat topik "Gempa dan Penanggulangannya" sebagai bahan kajian. Dan seperti biasanya, diadakan seminar sehari, yang kali ini dilaksanakan bekerjasama dengan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII. Seminar melibatkan para pakar yang berasal dari Jakarta, Bandung maupun Yogyakarta.

 

Dr. Bambang Suhendro, misalnya dalam seminar ini mencermati tentang bencana Tsunami yang memang acap kali menerpa bumi Indonesia. Menurut catatannya, sejak tahun 1900, sudah terjadi lO kali bencana gempa tsunami di Indonesia. Dari makalahnya, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya banyak upaya yang bisa dilakukan untuk menanggulangi bencana tsunami ini.

 

Sejalan dengan pembangunan di Indonesia, maka bangunan-bangunan pun bermunculan. Dalam membangun ini maka jelas harus diperhitungkan kemungkinan terjadinya bencana gempa tersebut apalagi untuk bangunan bertingkat tinggi yang kini banyak bermunculan sebagai akibat terbatasnya lahan. Tanpa perhitungan yang mendalam. maka bangunan bertingkat tinggi sangat retan terhadap gempa. Dalam artikel yang ditulis Dr. Adang Surahman, Dr. Dradjat Hudayanto dan Ir. Suharyanto MSCE, dikaji secara sistematis dan detail aspek-aspek yang berkaitan dengan bangunan bertingkat tinggidan gempa tersebut.

 

Seperti biasanya, disamping artikel yang menyangkut tema mama, pada UNISIA kali ini juga dimuat artikel yang berkaitan dengan masalah ekonomi, agama maupun bidang lainnya.Mudah-mudahan memberikan tambahan referensi ilmiah yang bermanfaat bagi kita semua semoga. (Harsoyo/Esh)

Published: July 20, 2016