Masalah keterpaduan sektor formal dan Informal merupakan salah satu masalah yang banyak dihadapi negara-negara di dunia ketiga. Kedua sector yang sebetulnya bisa berjalan saling seiring dan saling menguatkan ini,ternyata lebih banyak berjalan sendiri-sendiri. Dengan berbagai ketebihan dan fasititas yang dimilikinya, sector format berkembang sangat cepat, khususnya dari sisi output. Di sisi lain, sektor informal dan sisi kuantitas pelakunya berkembang cepat, namun dari sisi output sangat lambat. Sektor informal ini antara lain dicirikan dengan unit usaha kecil, modal terbatas, kurang tersentuh kebijakan pemerintah yang mendukungnya, dan sebagainya. Perkembangan demikian telah memunculkan banyak masalah, termasuk kesenjangan antara kedua sektor tersebut. Sektor informal juga sering dianggap sebagai sector bermasalah karena sector ini tidak terdaftar, dianggap usaha ilegal yang tidak membayar pajak sehingga sector ini dianggap tidak dalam berkompetisi dengan usaha lain yang membayar pajak dengan patuh (Liosa, 1989).Namun pandangan seperti ini banyak ditolak, seperti yang ditulis oleh De Solo (1989). Bahkan dalam kasus Indonesia, sektor ini dianggap sebagai katup pengaman dalam menyerap tenaga kerja. Sulitnya masuk ke sector formal memang merupakan salah satu pendorong berkembangnya sektor informal ini. Masalah ini sangat terasa didaerah-daerah perkotaan. Hal ini tidak saja dalam kaitannya dengan aktivitas perekonomian secara langsung. Melainkan juga dengan masalah-masalah yang terkait lainnya, seperti persoalan transportasi, tatakota, kebersihan lingkungan, dan sebagainya. Jadi,dibalik masalah-masalah yang muncul dari sektor informal tersebut, sektor ini juga membantu memecahkan masalah riil yang dihadapi bangsa ini. Oleh karena itu, sector ini perlu mendapat perhatian yang serius. Dengan pemikiran demikianlah, UNISIA edisi ini mengangkat topik yang berkaitan dengan "Keterpaduan Sektor Formal dan Informal Perkotaan". Dalam edisi ini berbagai aspek disorot yang terkait dengan masalah sector formal, sector informal, dan persoalan-persoalan perkotaan lainnya.
Published: February 19, 2010
Articles
Read Statistic: 248
Read Statistic: 2110
Read Statistic: 377
Read Statistic: 273
Read Statistic: 288
Read Statistic: 279
Read Statistic: 511
Read Statistic: 244
Read Statistic: 201
Read Statistic: 1323
Read Statistic: 374
Read Statistic: 1002