Pemakrnaan terhadap suatu istilah kadangkala dilatar belakangi oleh berbagai factor yang sering kali membuat kabur akan filosofi makna itu sendiri. Fundamentalisme sebagai kosa kata yang konon dimunculkan oleh kalangan akademisi Barat pada mulanya diartikan sebagai reaksi terhadap modernism dan dianggap sebagai aliran yang berpegang teguh pada fundamen agama Kristen melalui penafsiran terhadap kitab suci agama itu secara kaku dan literalis. Akan tetapi dalam pengembangannya makna fundamentalisme menjadi merambah ke berbagai aliran dan golongan. Dan ironisnya makna fundamentalisme menjadi semacam gerakan yang memojokkan penganut agama tertentu seperti Islam dan diposisikan sebagai pihak yang berseberangan dengan pihak lain.

Yang patut dipertanyakan adalah sejauh mana makna fundamentalisme menjadi istilah yang bergeser dari makna asalnya, dan dalam kepentingan apa makna fundamentalisme menjadi simbol gerakan atau aliran? Dalam kepentingan ini maka UNISIA pada edisi 45 mencoba membeberkan sekaligus memberi ulasan terhadap persoalan tersebut.

Adapun tema-tema pokok yang diulas dalam edisi ini antara lain: Fundamentalisme dalam Agama Budha, Karakteristik dan Ciri-ciri Fundamentalisme sebagai aliran dan gerakan keagamaan, Fundamentalisme sebagai Ideologi Transisi, Fundamentalisme: Kecenderungan menafsirkan antara Realita dan Doktrin, Tafsir Identitas dan Kekerasan Keagamaan, Fundamentalisme Islam : Sejarah dan Gerakan.

Dari tema-tema tersebut minimalnya dapat memberi gambaran tentang sejarah munculnya istilah fundamentalisme, perkembangan dalam posisi wacana dan gerakan, serta penerapannya dalam wilayah ideologi agama. Sehingga minimalnya bagi mereka yang akan menggunakan istilah fundamentalisme dapat mempertanggungjawabkan baik sebagai wacana, ideologi maupun gerakan, atau bagi mereka yang akan memberi penilaian terhadap gerakan fundamentalisme mempunyai argumen yang jelas. Hal ini penting karena tidak jarang orang mengatakan gerakan fundamentalisme tetapi justru pelakunya tidak pemah mengaku bahwa dirinya sebagai gerakan fundamentalisme atau sebaliknya orang mengatakan kelompok fundamentalisme tetapi dasamya tidak jelas.

Untuk meyongsong arus perubahan dengan berbagai kepentingan dan alasannya, maka topik utama yang diangkat pada edisi 46 adalah "Evaluasi Dua Tahun Pelaksanaan Otonomi Daerah"

Published: July 27, 2016

Karakteristik dan Ciri-ciri Fundamentalisme sebagai Aliran dan Gerakan Keagamaan

Yusak Tridarmanto (1), Djaka Soetapa (2)
(1) ,
(2)
129-136
848

Tafsir Identitas dan Kekerasan Keagamaan

Abdul Munir Mulkhan (1)
(1)
137-153
220

Sekuralisme Politik dan Fundamentalisme Agama: Ketegangan Kreatif Hubunan Agama dan Politik

Haedar Nashir (1)
(1)
154-163
739

Fundamentalisme Islam: Sejarah dan Gerakan

- Yusdani (1)
(1)
164-173
267

Fundamentalisme dalam Agama Budha (Suatu Penelusuran Awal)

Abdul Syukur (1)
(1)
174-181
794

Fundamentalisme Agama dan Dahaga Spiritualitas Manusia Modern

Agus Triyanta (1)
(1)
182-192
309

Fundamentalisme Agama Masyarakat Pluralis dan Humanis

Imam Syafi'ie (1)
(1)
193-206
237

Fundamentalisme sebagai Ideologi Transisi

Muhammad Idrus (1)
(1)
207-219
305

Fundamentalisme Islam: Kecenderungan antara Menafsirkan Realitas dan Doktrin

Aden Wizjan SZ (1)
(1)
220-229
310

Fundamentalisme Islam dan Modernitas

Rahmani Trimorita Yulianti (1)
(1)
230-233
226