Tiada terasa kepengurusan dalam pengelola jurnal kita ini telah berjalan dua tahun. Dengan demikian, sesuai dengan kctentuan yang ada, waka kepengurusan ini akan "disegarkan". Artinya, dalam edisi yang akan datang, pengelola UNISIA ini sudah merupakan wajah-wajah baru, kendati sebagian tetap ada yang berasal dari pengelola sekarang. Dengan demikian, UNISIA No.29 yang tersaji ini merupakan edisi terakhir dari kepengurusan yang akan digantikan tersebut.
 Penyegaran personalia ini didasari pula dari suatu studi kelayakan yang akan merubah orientasi dalam penerbitan jurnal ini. Nantinya, topik-ropik yang akan dimunculkan terutama terkait dengan tema ataupun topik yang aktual dan bcrkembang di kalangan akademis maupun masyarakat, yang akan dikaji secara ilmiah. Dengan penyegaran tersebut tentu saja diharapkan kualitas dari apa yang disajikan dalam media ini akan lebih baik dibandingkan waktu-waktu sebelumnya, dapat menjadi referensi yang lebih luas bagi kalangan akademis, dan lebih banyak pula pembacanya. Â
Dalam edisi kali ini, konsentrasi kajian terutama pada bidang ekonomi dengan aneka topik bahasan, yang ditulis oleh ekonom dari UlI maupun dari luar Ull. Dr. AR. Karseno, misalnya, menyajikan tentang Masalah Kemitraan dalam Industri Kecil. Karseno secara analitis mengemukakan kelemahan program kemitraan yang juga menimbulkan implikasi negatif terhadap industri kecil, berupa ketergantungan dan yang lebih memprihatinkan lagi terjadinya eksploitasi terhadap mereka. Walaupun tidak memungkiri adanya keuntungan yang dirasakan oleh industri kecil dari program kemitraan tersebut, dalam perspektif kedepan - dimana kondisi perekonomian dalam tekanan perdagangan internasional dan GAJT/WT.O - Karseno mengkhawatirkan akan berpalingnya perhatian pemerintah kearah industri-industri besar domestik maupun asing.Â
Sementara itu Suwarsono membahas isyu yang saat ini banyak didiskusikan di kalangan ekonom, yakni masalah liberalisasi ekonomi. Bagi kita tentunya liberalisasi ekonomi ini tidak bisa dihindarkan lagi, sejalan dengan perkembangan ekonomi global yang ada, serta keterikatan Indonesia pada berbagai komitmen internasional, seperti dalam AFTA, APEC serta dalam Putaran Uruguay. Karenanya, menurut PD I FE UIl ini, kini bukan saatnya lagi membicarakan perlu tidaknya liberalisasi ekonomi. Yang perlu dilakukan adalah aksi untuk menghadapi persaingan ekonomi yang serba bebas tersebut. Namun walaupun sebenarnya gema liberalisasi itu sudah cukup lama, ternyata Indonesia masih menghadapi kendaia struktural yang justru muncul dari masih dominannya intervensi pemerintah dalam keputusan-keputusan ekonomi tertentu, sehingga justru menimbulkan distorsi dalam perekonomian.Â
Dalam bidang perbankan, sebagaimana tersirat dalam tulisan Sutrisno, liberalisasi ini dalam cakupan terbatas sudah mulai dilakukan sejak munculnya paket deregulasi moneter tanggal 27 Oktober 1988. Deregulasi yang memberikan sektor perbankan bersaing lebih bebas, dan kran izin ekspansi perbankan dipermudah, telah menghasilkan terjadinya pergeseran dalam peta kekuatan perbankan nasional. Jika tadinya pasar perbankan Indonesia didominasi oleh bank-bank pemerintah, sekarang berbalik didominasi oleh bank-bank swasta.Â
Namun demikian perkembangan pesat di sektor perbankan ini juga telah beberapa kali menimbulkan akibat berupa memanasnya perekonomian nasional, yang ditandai oleh inflasi yang tinggi.Â
Dikaitkan dengan kesiapan sumber daya manusia, Nur Feriyanto melalui tulisannya memaparkan begitu pentingnya peningkatan kualitas SDM negara bcrkembang terutama dalam hal transfer teknologi. Untuk itu, sebagai kesiapan menghadapi perekonomian dunia yang semakin mengglobal, maka diperlukan adanya kebijakan yang dapat mendukung kearah pencapaian kualitas SDM sesuai tuntutan perubahan ini. Hal ini didasari dari pengalaman banyak negara yang menunjukkan bahwa investasi modal manusia di negara bcrkembang mempunyai. Manfaat yang lebih besar dalam meningkatkan pendapatan nasional dibandingkan dengan modal fisik.Â
Dalam bidang ekonomi ini, dimuat pula tulisan Supardi yang mengkaji aspek organisasi dan pengembangan sumber daya manusia, serta tulisan Amir Mualim yang mengupas masalah gerakan ekonomi umat dan Arif Hartono yang mencoba menangkap spirit reformasi dan kemunculan Bank Muamalat Indonesia. Di samping itu, di luar topik ekonomi, pada edisi ini dimuat pula antara lain tulisan dari M. Rush Karim tentang erosi nilai: agama dalam masyarakat, Muntoha tentang posisi ijtihad dalam hukum Islam, Moh. Mahfud mengenai judicial review danjuga lanjutan tulisan Akhmad Minhajidari Unisia cdisi sebelimnya.Â
Seperti biasanya, dalam setiap edisi ditampilkan pula ringkasan penelitian dan Resensi Buku. Untuk itu disajikan sebuah hasil penelitian mengenai proses transformasi struktural di Pulau Batam, yang kini terus dikembangkan sebagai kawasan industri besar di tanah air. Pola pembangunan yang tampaknya akan dijadikan sebagai salah satu model pengembangan industri secara cepat ini, ternyata menimbulkan berbagai dampak yang negatif. Sementara untuk resensi menampilkan buku yang membahas bagaimana spirit kewiraswastaan bisa diterapkan secara kreatif, hidup dan menarik pada sektor publik karya dari David Osborne dan Ted Gaebler.Â
Demikianlah sepintas apa yang disajikan dalam edisi ini. Secara lebih mendalam tentunya pokok pikiran tersebut akan lebih lengkap termuat dalam jurnal ini. Dan terakhir, untuk edisi yang akan datang, bagi yang berminat untuk menyumbangkan makalahnya, topik utamq direncanakan berkaitan dengan kajian terhadap perkembangan Inpres Desa Tertinggal. Pengelola tentunya sangat berterima kasih jika ada dari pembaca yang menyumbangkan naskahnya untuk dimuat dalam edisi tersebut. (Edy S.Hamid&ArifH)Â
Published: July 21, 2016