Hampir lima tahun Mahkamah Intemasional menjatuhkan putusannya terhadap sengketa antara Indonesia dengan Malaysia mengenai pulau Ligitan dan Simpadan. Dalam putusan tersebut Mahkamah Intemasional memenangkan pihak Negara Malaysia.

Berawal dari masalah tersebut, seakan-akan Negara Indonesia tidak mampu berdiplomasi dengan dunia Intemasional, bahkan Indonesia dianggap tidak mampu mengelola pulau yang telah dimilikinya. terbukti dua pulau yang jatuh ke tangan Negara lain. Di lain pihak ada yang mengatakan bahwa jiwa patriotisme dan nasionalisme bangsa Indonesia sangat merosot, disebabkan manajemen Negara sangat jelek, untuk itu dengan peristiwa tersebut diatas agar tidak terulang lagi maka Indonesia harus secepatnya merubah sistem dalam mengelola Negara.

Jiwa Nasionalisme bagi rakyat Indonesia sekarang ini harus dibangkitkan, karena hanya semangat nasionalisme itu yang bisa untuk menyatukan rakyat dalam suatu golongan dan bangsa untuk lepas dari ikatan segala bentuk intervensi dari luar. Contohnya Indonesia yang berjuang dengan menggunakan tali pengikat paham nasionalisme untuk membebaskan bangsa dari cengkeraman penjajah Belanda selama lebih dari tiga ratus lima puluh tahun dan penjajahan Jepang selama tiga tahun lebih berhasil dengan gemilang.

Walaupun kata-kata atau tulisan nasional atau bangsa telah dipakai oleh partai-partai yang ada, namun kenyataannya itu hanya slogan untuk menarik simpati hati rakyat, tetapi hakekatnya yang mempunyai jiwa nasionalisme sangat kecil jumlahnya. Nasionalisme yang mumi adalah, jiwa yang berjuang untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang unggul dibanding dengan Negara lain, seperti dalam bidang teknologi kita harus unggul, nyatanya belum, di bidang kesejahteraan rakyat kita masih miskin, untuk tingkat korups ikita menempati peringkat atas, itu berarti jiwa nasionalismenya bangsa Indonesia sangat merosot dibandingkan dengan zaman dulu.

Dalam edisi kali ini UNISIA mengangkat topik: Manajemen Negara dan Nasionalisme, dengan tujuan menghimpun pemikiran-pemikiran dari para pakar atau ilmuwan, dengan harapan nantinya bisa disumbangkan kepada pengelola Negara dalam rangka memperbaiki manajemen negara dan meningkatkan kwalitas bangsa Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya terhadap negara-negara lain. Untuk lebih jelasnya, pembaca bisa membaca pikiran-pikiran yang beragam dalam edisi ini, seperti Prof. Azyumardi Azra memandang dari segi pendidikan kewarganegaraan untuk membentuk masyarakat Indonesia mempunyai jiwa komitmen terhadap jiwa nasionalisme yang akan memainkan peran penting dalam pembentukan demokrasi yang genuine dan otentik. Dr.M.Suparmoko memandang dari pertumbuhan ekonomi, yaitu apabila pendapatannya rendah dikatakan bahwa Negara tersebut masih terbelakang atau sedang berkembang. Dr.Abd.A'la memandang dari carut-marutnya politik tentang pengembangan teologi politik substantivistik, yaitu politik yang melaju sampai batas tertentu telah terperangkap dalam sejumlah persoalan yang cukup serius, menguatnya politik kekuasaan yang berjalan searah dengan memudamya etika-moral dalam berpolitik merupakan salah satu persoalan yang sedang menghadang dunia politik Indonesia dalam kekinian.

Sedangkan Dr. Jawahir Thontowi memandang dari segi hukum,yaitu bagaimana peran Negara melalui unifikasi hukum diharapkan adanya suatu model penerapan hukum yang efisien dan efektif sehingga kesadaran hukum masyarakat dapat terbentuk secara seragam, Dr. Suparwoko menyoroti dari segi ekonomi dan pariwisata,yaitu dengan adanya bencana secara ekonomi dan wisata memberi gambaran yang negatif, Dr.Rahmat memandang dari segi nasionalisme sumber daya manusia wirausaha dalam pembangunan bangsa, ada beberapa tulisan yang tidak bisa kami paparkan disini, seperti Pudak Nayati, Gunawan Widi Santosa dan Iain-Iain. Mudah-mudahan tulisan-tulisan tersebut bisa memancing para pembaca untuk ikut memikirkan kondisi bangsa Indonesia dalam rangka menuju kesejahteraan dan keadilan.

Bagi pembaca yang ingin berpartisipasi dalam UNISIA edisi yang akan datang, topik utamanya adalah berkaitan dengan Agama dan Teologi Populis Transformatif.  

Published: July 21, 2016

Pendidikan Kewargaan untuk Demokrasi di Indonesia

Azyumardi Azra (1)
(1)
219-225
6937

Carut Marut Politik, Tantangan Pengembangan Teologi Politik Substantivistik

Abd A'la (1)
(1)
226-236
1115

Komunitas Lokal Perspektif HAM dan Hukum Nasional

Jawahir Thontowi (1)
(1)
237-253
263

Quo Vadis Potensi Kelautan Indonesia

Gunawan Widi Santosa (1)
(1)
254-265
395

Peran Hukum Internasional dan Perbatasan Wilayah Negara

Pudak Nayati (1)
(1)
266-276
669

Nasionalisme Sumber Daya Manusia Wirausaha dalam Pembangunan Bangsa

Rahmat - (1)
(1)
277-289
270

Pertumbuhan Ekonomi, Distribusi Pendapatan dan Lingkungan

M. Suparmoko (1)
(1)
290-302
494

Bencana Alam Tak Terhindarkan: Sebuah Tinjauan Pariwisata Nias

Suparwoko - (1)
(1)
303-317
289

Nasionalisme dan Perjalanan Demokrasi

Asnawi Umar Ali (1)
(1)
318-330
696

Merajut Manajemen Negara dalam Bingkai Nasionalisme Humanis

Sabiqul Khair syarif (1)
(1)
331-340
224

Politik Bantuan Asing dan Corporatocracy Amerika

Agus Triyanta (1)
(1)
341-343
174