Peristiwa Dili 12 Desember 1991, telah menghangatkan pembicaran tentarng RAPBN 1992/1993, karena beberapa negara donor khususnya negara-negara yang tergabung dalam IGGI, berkenaan dengan peristiwa tersebut, akan mengurangi atau menghentikan sama sekali bantuan mereka kepada Indonesia. Implikasi dari sikap tersebut menurut beberapa pengamat ekonomi kita bagaimanapun akan mempengaruhi sumber pembiayaan pembangunan yang tercermin dalam RAPBN 1992/1993.
Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi perekonomian negara-negara Dunia Ketiga termasuk Indonesia selain pinjaman luar negeri yang banyak dibahas oleh beberapa pakar seperti Sumitro dah Anwar Nasution. Sumitro dan Anwar Nasution sama-sama berpendapat bahwa faktor-faktor proteksionisme pasar intemasional, penurunan harga minyak bumi, fluktuasi harga komoditi primer, dan penurunan kurs mata uang asing khususnya dollar, telah mempengaruhi neraca pembayaran kita. Oleh sebab itu, tidaklah heran bila kita memandang bahwa RAPBN 1992/1993 yang, dibacakan oleh Presiden di depan DPR RIbulan Januari 1992 yang lain perlu mendapat perhatian yang khusus.
Pertanyaan penting dalam kaitan itu antara lain, apakah mungkin Indonesia mengganti bantuan luar negeri dan tindakan apa yang perlu dilakukan ? Penggantian bantuan luar negeri dengan kekuatan sumber dalam negeri memang perlu dilakukan sejak sekarang karena menurunnya penyediaan dana-dana bantuan intemasional. Salah satu tindakan untuk mengatasi penurunan bantuan luar negeri tersebut, pemerintah telah melalaikan intensifikasi dari.ekstensifikasi pajak disamping penggalangan tabungan dalam negeri melalui kebijaksanaan moneter. Tetapi dalam keadaan ekonomi sekarang ini, dalam suasana politik. moneter uang ketat timbul berbagai dilema. Bank-bank membatasi pemberian kredit kepada nasabah sehingga investasi untuk meningkatkan komoditi eksport.sukar berkembang. Pada hal, untuk merigimbangi berkurangnya bantuan luar negeri, diperiukan kebijaksanaan yang tepat disektor kredit ekspor.Â
Fungsi bank saat ini cenderung beralih dari fungsi agent of development yang menyediakan kredit atau sumber dana-dengan biaya murah, ke fungsi financial intemiediary, yang kurang menyenUih kepehtingan ekonomi lemah. Itu semua akan mempengaruhi APBN 1992/1993.
Berdasarkan perimbangan itulah, UNISIA pada peherbitan nomor ini menonjolkan berbagai topik diseputar APBN tersebut dalam kaitannya dengan berpagai aspek intemasional seperti yang telah_dijelaskan dimuka. UNISIA sengaja mehampilkan beberapa tulisan dari tokoh-tokoh.yang "akrab†dengan penyusunan RAPBN 1992/1993 antara lain Gunawan Sumodiningrat, Suharsorio Sagir dan pakar-pakar ekonomi lainnya yang, tertarik dengan masalah-masalah diseputar topik. Tulisan-tulisan lain juga ditampilkan sebagai pelengkap penerbitan nomor ini, sehingga diharapkan pembaca  dapat menarik kesimpulan secara utuh. (Syafaruddin Alwi)
Published: July 20, 2016