APAKAH sektor industri kita sudah siap dalam menyongsong era tinggal landas ? Inilah salah satu pertanyaan yang hendak dijawab dalam seminar sehari yang dilakukan UNISIA 7 September lalu. Pertanyaan ini memang tidak menghasilkan  jawaban yang seragam. Di satu sisi, ada yang mengatakan kita sudah siap. Alasannya, sebagaimana dikemukakan dalam makalah Kepala badan Litbang Departeman Perindustrian, peran sektor industri atas PDB ini sudah cukup besar, melampaui sektor pertanian. Pertumbuhannya pun belakangan ini sudah mencapai dua digit. Beberapa subsektor industri juga sudah melesat lajunya, jauh di atas pertumbuhan ekonomi rata-rata.

Namun ada juga pandangan yang  ragu-ragu melihat perkembangan industri nasional. Kalau ingin tinggal landas, ketergantungan pada luar tentunya tidak terlalu tinggi. Namun kenyataannya, kandungan impor dari sektor industri yang dikembangkan masih cukup tinggi. Di samping itu, impor barang-barang kapital dan teknologi untuk mendukung industrialisasi masih sangat besar. Apalagi perkembangan beberapa sektor industri yang ada itu juga ditopang oleh proteksi yang tinggi dari pemerintah. Hal ini telah menimbulkan berbagai ketidak efisienan dalam sektor tersebut. Oleh karena itu, untuk dapat tinggal landas masih menuntut berbagai perubahan struktural dalam industri itu sendiri.

Yang tidak ada perbedaan pendapat adalah pandangan bahwa sektor industri ini penting untuk mengangkat taraf hidup masyarakat. Pandangan ini didukung oleh hasil studi empirik yang menunjukkan bahwa negara-negara maju identik dengan negara industri. Negara-negara yang saat ini masuk kategori kaya, pada awalnya adalah negara agraris juga, dan mereka ini kemudian mengalami transformasi struktural, sehingga kontribusi sektor pertanian menurun dalam pendapatan nasional. Sebagai gantinya, sektor industri yang melesat, memimpin dan memberikan sumbangan terbesar dalam pendapatan nasional tersebut.

Jadi, kalau Indonesia dalam era pembangunan jangka panjangnya berusaha memajukan sektor industri, maka ini bukanlah sesuatu yang mengherankan. Kita Juga sedang berpacu mengurangi penduduk miskin di negeri ini, meningkatkan distribusi pendapatan masyarakat, serta mengejar ketertinggalan dari negara negara tetangga kita yang tampaknya sudah lebih dulu maju industrinya.

Ternyata usaha ini tidaklah mudah. Banyak kendala yang kita hadapi. Dari segi masukannya, kita pun masih kekurangan, terutama teknologi dan sumberdaya manusia yang berkualitas. Akibatnya, kita harus mendatangkan hal itu dari luar. Memang ironis, di saat di dalam negeri kita kelebihan tenaga kerja, namun masih mengimpor sumber daya manusia dari negara lain. Ini tak terelakkan, karena kualifikasi penawaran tenaga kerja yang ada, tidak cocok dengan sumberdaya manusia yang tersedia. Sementara, teknologi terpaksa diimpor, karena invensi dan inovasi teknologi dari masyarakat kita masih sangat minim. Padahal, kebutuhan teknologi maju ini merupakan hal yang mutlak untuk mendukung industrialisasi.

Di tengah berbagai kesulitan menuju era industrialisasi itu, ternyata ada sisi lain yang perlu mendapat perhatian serius yakni : dampak pembangunan industri pada lingkungan hidup ! Dampak ini tak bisa dihindarkan. Oleh karena itu, perlu upaya khusus agar jangan sampai masyarakat yang tidak menikmati keuntungan industri itu, menjadi korban. Berbagai gagasan pun muncul untuk mengeliminir dampak industri pada lingkungan hidup tersebut, sebagaimana dikemukakan dalam salah satu makalah yang tersaji dalam edisi ini. ( Edy S. Hamid)

Published: July 20, 2016

Beberapa Permasalahan dan Tantangan dalam Industrialisasi di Indonesia

Edy Suandi Hamid (1)
(1)
13-26
286

Strategi Pembangunan Industri Indonesia (Analisis Kebijakan dan Perspektif Industri Masa Depan)

Suharno Rusdi (1)
(1)
27-34
178

Beberapa Kebijaksanaan dan Hasil yang Dicapai dalam Industrialisasi Indonesia

Marjono - (1)
(1)
35-47
163

Penyiapan Sumber Daya Manusia dalam Era Industrialisasi

Senator Nur Bahagia (1)
(1)
49-57
209

Manajemen Dampak Lingkungan dan Permasalahannya

Drajat Suhardjo (1)
(1)
59-66
226

Tanaman Rami sebagai Bahan Baku Tekstil Alternatif dan Kemungkinan Pengembangannya di Indonesia

Asmanto Subagyo (1)
(1)
67-72
263

Penegakan Hukum Lingkungan Antara Cita dan Fakta

Zain Harahap (1)
(1)
73-82
142

Peranan Pajak dalam Perekonomian Indonesia

Hudiyanto - (1)
(1)
83-92
320

Jepang Pemimpin Ekonomi Dunia Abad ke-21

E. Zainal Abidin (1)
(1)
93-100
170

Obsesi Seorang Wiraswastawan

Ahmad Muhadi (1)
(1)
101-103
147

Karya Klasik Tentang Negara dan Revolusi

Mukmin Zaky (1), Sobirin - (2)
(1) ,
(2)
104-108
181

Seismic Response of Flexibily-Connected Steel Frames

Harsoyo - (1)
(1)
109-115
154