Ada adagium mengatakan : "Siapa yang menguasai informasi dialah yang menang". Adagium ini tak hanya berlaku secara domestik, melainkan secara global. Secara gampang bisa dilihat, negara-negara yang kini menjadi raksasa dunia adalah negara yang mempunyai akses memperoleh dan menyebarkan informasi yang sangat  luas. Mereka menguasai teknologi informasi, menyebarkan dan menyuarakan opininya kepenjuru dunia sejalan dengan misinya, menyerap informasi dari berbagai penjuru.dan sebagainya.
Dalam kasus lokal, misalnya, jika ada pemberontakan ataupun kudeta, yang segera dilakukan oleh pelaku pemberontakan adalah menguasai media informasi, seperti radio, televisi, ataupun surat kabar. Tujuannya tak lain menginformasikan dan membentuk opini masyarakat agar mendukung pemberontakannya. Bahkah, dalam suatu kampanye pemilihan umum para kontestan yang punya akses memanfaatkan informasi yang besar, berpeluang paling besar pula untuk menang. Â
Adalah sangat banyak contoh yang bias ditunjukkan tentang pentingnya penguasaan informasi tersebut. Yang pasti, kini orang sudah menyadari hal itu dan berlomba-lomba untuk menguasai, memperoleh dan menyebarkan informasi, Dan berbagai aspekyang berkaitan dengan informasi inipun berkembang semakin cepat.
Informasi kini sudah berkembang menjadi suatu industri. Sebagai suatu industri maka aspek bisnis pun menjadi kian menonjol. Ambil contoh, dunia pers atau media massa. Persaingan antar media massa sudah sangat ketat. Persaingan untuk memperoleh dan menyebarkan berita, misalnya, bukan saja dalam hal isi beritanya itu sendiri, melainkan juga akurasinya, kecepatannya, eksklusivitasnya, dan sebagainya. Hal demikian telah menyebabkan media massa berlomba pula dalam menggunakan teknologi informasi yang canggih untuk memenangkan persaingan tersebut agar dapat menarik pembaca, pendengar atau pun pemirsa sebanyak mungkin. Banyaknya konsumen bukan saja berarti banyaknya pelanggan, tetapi juga banyaknya pemasang iklan yang berarti memperbesar pula keuntungan yang dimiliki. Jadi informasi sudah menjadi komoditi bisnis yang menguntungkan pula.
Dalam kaitan itu pula kali ini UNISIA bersama Fakultas Teknologi Industri Ull mengadakan seminar bertema: "Kontribusi Teknologi Informatika dalam Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas Nasional". Beberapa pakar diundang dalam forum terbatas tersebut, antara lain: Dr. Jazi Eko Istiyanto dan Dr. Chairil Anwar dari UGM, Dr. Moses L. Singgih dari Unair, Ir. Erlangga Fauza MSc serta Ir. Faisal, MS dari Ull. Tinjauan tak hanya dari sisi teknologis belaka, melainkan juga dari sisi agama dan etika kerja Islam, yang disampaikan oleh Ir. RHA Syahirul Alim MSc.
Sebagian makalah dan jalannya dialog dalam seminar tersebut dimuat secara penuh dalam edisi ini. Melengkapi tema utama tersebut, disajikan pula tulisan tentang masalah yang berkaitan dengan aspek konsentrasi industri di tanah air, masalah lingkungan, sektor informasi, dan sebagainya.
Demikianlah dengan penyajian tema ini diharapkan semakin memperkaya khasanah pemikiran kita mengenai masalah informatika ini. Harus diakui bahwa bangsa kita telah tcrtinggal jauh dalam hal akses maupun penguasaan teknologi informatika tersebut. Namun demikian dengan segala upaya yang dilakukan, termasuk melakukan pengkajian pengkajian dan penyebarluasan pengkajian tersebut, diharapkan dapat memperkecil ketertinggalan tersebut, sehingga membawa bangsa ini terus maju ke depan dan dapat mensejajarkan diri dengan negara industri saat ini.
Seperti biasanya, dalam kaitan dengan pengembangan isi jurnal ini, kepada para pembaca diharapkan kritik dan sarannya serta partisipasinya dalam menyumbangkan tulisan-tulisan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui, setiap edisi selalu memunculkan tema utama. Namun demikian beberapa tulisan di luar tema utama diserahkan kepada Fakultas Syariahl Tarbiyah, dan karenanya kontribusi tulisan yang berkaitan dengan aspek tersebut sangat diharapkan (E. Suandi Hamid)
Published: July 20, 2016