Merupakan fakta sejarah bahwa industri pertekstilan merupakan industri yang menjadi pionir dalam proses industrialisasi di banyak negara. Di negara-negara Eropa Barat yang dikenal dengan Revolusi Industrinya, misalnya, diawali oleh lompatan-lompatan kemajuan dalam sektor industri tekstil ini. Hal yang sama juga terjadi dengan Amerika Serikat ataupun Jepang lewat restorasi Meiji yang sangat terkenal itu.

Bagaimana dengan negara-negara Asia —selain Jepang – yang juga gencar memacu proses pembangunan industrinya ? Ternya juga tidak berbeda. Kepesatan pembangunan negara-negara Macan Asia seperti Singapura, Korea Selatan, Hongkong ataupun Taiwan, tidak bisa dilepaskan dari pembangunan industri tekstilnya. Begitu juga Indonesia. Industri tekstil dapat dikatakan sebagai perintis yang juga menarik perkembangan industri lainnya.

Perkembangan tekstil di Indonesia mulanya memang untuk industri substitusi impor. Namun perkembangan lebih lanjut, ia justru menjadi primadona komoditi ekspor Indonesia, dan kini menjadi komoditi ekspor nonmigas yang sumbangdn devisanya paling besar dalam neraca perdagangan Indonesia. Dan Industri ini masih terus diharapkan lebih besar perannya di masa mendatang, baik dalam struktur pendapatan nasional, ekspor maupun penciptaan kesempatan kerja.  

Oleh karena itu, maka wajar kalau kali ini UNISIA mengundang beberapa pihak untuk mengkaji beberapa aspek mengenai pertekstilan nasional ini. Berbicara dalam forum ini para praktisi pertekstilan, seperti Chamroel Japri dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia, ahli ekonomi Industri seperti Dr. Soeratno serta tenaga-tenaga akademik yang sering menggeluti masalah pertekstilan ini. Yang disoroti tidak saja aspek produksinya, melainkan juga aspek teknologiah, pemasaran, penyiapan sumberdaya manusia dan sebagainya.

Ternyata masa depan industri tekstil kita akan menghadapi tantangan yang cukup berat. Dalam hal teknologi, ternyata masih belum mandiri. Bahkan ketergantungan pada luar masih tinggi. Bahan baku pun banyak yang diimpor. Itu dari sisi produksi. Dari sisi pemasaran, proteksionisme pun menghadang di depan. Persaingan juga semakin keras, karena kian tumbuhnya produsen-produsen baru dipasar dunia. Sementara skill labor yang diharapkan dapat mengembangkan produk tekstil ini serta ahli-ahli pemasaran yang sangat dibutuhkan untuk mendukung industri ini sangat terbatas jumlahnya.

Itu sebagian kendala yang harus diantisipasi jika kita mengharapkan terjadinya perkembangan yang terus menerus dari sector ini. Jika kendala itu bisa disingkirkan, maka masa depan industri ini akan sangat menjanjikan. Namun Jika yang sebaliknya terjadi, maka industri ini bisa Jadi akan mengalami stagnasi, bahkan kemunduran.

Berbagai pemikiran mengenai pertekstilan ini akan lebih lengkap jika pembaca mencermati makalah-makalah utama dalam UNISIA edisi ini. Dan seperti biasanya, beberapa artikel lainnya di luar topik utama juga disajikan dalam edisi ini. Selamat membaca.  ( Sukarno R/Edy S. Hamid)

Published: July 20, 2016

Konstalasi Perkembangan Industri TPT Dunia dan Posisi Indonesia Sekarang dan Dimasa yang Akan Datang

Suharno Rusdi (1)
(1)
8-25
246

Beberapa Aspek Industri Pertekstilan Indonesia dan Dunia

Chamroel Djafri (1)
(1)
26-42
177

Anatomi Strategi Bisnis Industri Tekstil Indonesia pada Dasawarsa 1990-an

Suwarsono - (1)
(1)
43-47
192

Kontribusi Sektor Pertekstilan dalam Ekspor Nasional

Edy Suandi Hamid (1)
(1)
48-56
197

Pola Pengembangan Pendidikan Tinggi Tekstil Di Indonesia Prospek dan Tantangannya

Sunaryo - (1)
(1)
57-62
147

Tuntutan Pengembangan Sumberdaya Manusia Dalam Mengisi Pembangunan Jangka Panjang Tahap Ke 2

Subowo - (1)
(1)
62-75
178

The Possible Applications of Bauhaus Educational Concept for Teaching Architechture Today

Wiryono Rahardjo (1)
(1)
76-83
164

Prinsip-prinsip Pengendalian Mutu pada Proses Pemintalan Kapas

Sutarno - (1)
(1)
84-91
253

Sejarah Menggugat Kaum Intelektual Muslim

Yusdani - (1)
(1)
92-94
159

Optimalisasi Pelayanan Nasabah Bank dengan Teori Antrian

Chairul Saleh (1)
(1)
95-108
203