Sebagai negara berkemhang Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar tersebut terjadi karena dibutuhkan pendanaan pembangunan nasional yang sangat besar untuk dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Tetapi untuk dapat menyediakan seluruh biaya pembangunan tersebut sebagaimana ciri negara berkembang lainnya, Indonesia belum mampu. Untuk itu maka Indonesia disamping berusaha menggenjot pemasukan negara terpaksa mencari utang luar negeri untuk menutup kebutuhan pendanaan pembangunan nasional tersebut.

Permasalahan yang timbul dalam permasalahan utang luar negeri-tersebut adalah adanya kecenderungan bahwa jumlah utang luar negeri Indonesia naik terus, sehingga ketergantungan Indonesia pada utang luar negeri untuk pendanaan bagi pembangunan nasional menjadi sangat kuat. Bahkan terlihat negara ini telah terjebak dalam perangkap utang. (Debt trap).

Krisis ekonomi berkepanjangan yang dimulai tahun 1997 makin membawa bangsa Indonesia dalam kondisi yang cukup mempnhatinkan. Pembangunan sebagai penggerak perekonomian hampir terhenti karena kendala dana. Kembali utang luar negerilah yang menjadi pilihan pemecahan kelangkaan kebutuhan dana pembangunan tersebut. Padahal beban pokok pinjaman dan bunga utang luar negeri telah lama menjadi beban pembangunan nasional. Maka beban utang luar negeri Indonesia telah menjadi pemicu krisis ekonomi negara ini.

Utang luar negeri Indonesia terbagi menjadi utang luar negeri pemerintah, BUMN dan swasta memiliki permasalahan yang spesifik. Tetapi yang nyata kesemuanya telah menjadikan Indonesia masuk dalam perangkap utang (debt trap). Wacana permasalahan utang luar negeri Indonesia diharapkan dapat membuka pemikiran-pemikiran bam untuk menghindari debt mismanagement. 

Published: July 27, 2016