"White Collar Crime" (WCC) atau Kejahatan Kerah Putih, adalah isu sentral yang diketengahkan oleh Jumal Hukum edisi kali ini. Sebagai suatu bentuk kejahatan yang semakin menjadi "trend" (mengglobal), maka mutlak bagi para teoritisi maupun praktisi hukum untuk mendiskusikannya, bahkan sampai pada pemikiran bahwa orang-orang di luar spesifikasi itu pun harus merasa berkepentingan dengan masalah ini, karena kehidupan modem yang serba global dan polar ini banyak bersinggungan dengan kejahatan ini, sehingga sikap antisipatif perlu dimiliki oleh semua pihak.
Walaupun secara akademis dan ilmiah pembahasan tentang WCC ini bam diintrodusir oleh Edwin H. Sutherland pada tahun 1939, atau bahkan sebelumnya Edwar A. Ross dalam perspektif sosiologis telah menyinggungya, namun pada hakikatnya sebagaimana nanti terungkap dalam artikel edisi ini —model kejahatan ini telah ada jauh sebelum para akademisi mengungkapkannya (belum terbahas secara disipliner), tentu saja kinerja ("performance") WCC ketika itu masih sangat sederhana, klasik, dan terkesan puritanis. Dalam bentuknya yang sudah tersophistikasi, kejahatan ini senantiasa menarik untuk didiskusikan; gerakannya yang sulit terdeteksidan teridentifikasi, para "actor intellectualis"-nya yang rata-rata berposisi kuat (bukan saja mapan, tapi terkadang menekan)  karena inilah pembahasan ini banyak diidentikkan dengan Corporate Crime (Kejahatan Korporasi) serta implikasinya yang selalu menyebabkan kemgjan tingkattin, kesemuanya itu terakumulasi pada suatu kenyataan bahwa kejahatan ini benar- benar kejahatan yang serius, kruial, serta pelik.
Edisi kali ini berambisi untuk mengakomodir sisi-sisi permasalahan tersebut di atas. Dimulai dengan pembahasan yang relatif umum tentang WCC, perbandingannya dengan Kejahatan Kor porasi, kompsi sebagai suatu bentuk jamak dari WCC, politik kriminal terhadap WCC, penegakan hukum oleh Kepolisian terhadap Kejahatan Korporasi, serta sorotan Hukum Islam terhadap WCC. Tujuannya tidak lain adalah agarperma salahan yang kami kedepankan bisa ditangkap dan direspon dengan wawasan yang, meskipun multidimensional, namun tetap mempakan sesuatu yang padu (integral).
Barangkali, dalam penyajiannya kami belum bisa menampung selumh ambisi tadi secara baik, maklum, edisi kali ini mempakan edisi ke- dua, dalam mana kami masih hams mencari bentuk dan berbenah diri. Di antara manifestasi dari pembenahan ini adalah bahwa perwajahan jumal kali ini sedikit diubah, editing juga lebih kami perketat untuk menghindari kesalahan cetak, serta ide-ide yang tertuang lebih kami pertegas. Diharapkan ini semua akan bisa menambahkan bobot jumal kita ini.
Published: June 9, 2016